Gubernur Bali Tegas Tolak Sampradaya Asing
BADUNG, PODIUMNEWS.com - Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan sikap Pemerintah Provinsi Bali menolak keberadaan sampradaya asing yang dinilai berpotensi merusak tatanan sosial, adat, dan spiritual masyarakat Bali. Penegasan tersebut disampaikannya saat membuka Lokasabha XII Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) di Ruang Kertha Gosana, Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, Minggu (21/12/2025).
Dalam sambutannya, Koster menekankan bahwa Bali sebagai daerah terbuka dan destinasi dunia menghadapi berbagai kepentingan yang tidak selalu sejalan dengan nilai-nilai lokal. Menurutnya, toleransi terhadap praktik yang menyimpang dari adat dan budaya Bali dapat memicu konflik horizontal serta perpecahan sosial.
“Sebagai Gubernur, saya tegas. Tidak bisa untuk sampradaya asing yang merusak tatanan Bali. Kritik dan bully silakan, tetapi komitmen saya adalah menjaga dan meneruskan adat serta budaya warisan Bali secara utuh,” ujar Koster.
Ia menilai penguatan organisasi adat dan pesemetonan menjadi benteng penting dalam menjaga ketahanan sosial Bali di tengah arus globalisasi. Organisasi adat dinilai memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat agar tetap berpegang pada nilai tradisi, etika sosial, dan spiritualitas Bali.
Gubernur Koster juga mengingatkan pentingnya solidaritas dan kekompakan krama Bali. Ia menegaskan bahwa keindahan dan daya tarik Bali menjadikan pulau ini sebagai pusat perhatian dunia, sehingga membutuhkan kewaspadaan bersama dalam menjaga identitas dan harmoni sosial.
“Bali menjadi rebutan karena keindahan dan daya tariknya. Ada kepentingan yang bertujuan baik, namun ada pula yang berdampak buruk. Kita tidak boleh lengah,” katanya.
Dalam konteks pembangunan, Koster menegaskan bahwa upaya menjaga tatanan adat dan budaya harus berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Pemerintah Provinsi Bali, kata dia, telah menyiapkan arah pembangunan jangka panjang melalui konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam kerangka Bali Era Baru.
Lokasabha XII MGPSSR disebutnya sebagai forum strategis konsolidasi pesemetonan dalam memperkuat peran masyarakat adat sebagai mitra pemerintah. Ia mengajak seluruh Semeton Pasek untuk aktif bersinergi menjaga Bali agar tetap harmonis, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Lokasabha XII MGPSSR dihadiri Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa, perwakilan kepala daerah se-Bali, anggota DPR RI perwakilan Bali, serta peserta dari sembilan kabupaten dan kota.
(sukadana)