Podiumnews.com / Aktual / Edukasi

Pakis Bali Harapkan Tari Rejang Ajeg Sesuai Pakem

Oleh Podiumnews • 19 Juli 2022 • 20:06:00 WITA

Pakis Bali Harapkan Tari Rejang Ajeg Sesuai Pakem
Putri Koster (ady/ist)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Manggala Utama Pasikian Paiketan Krama Istri Desa Adat (PAKIS) MDA Provinsi Bali Putri Suastini Koster sangat konsen mengajegkan seni, adat, tradisi, dan budaya Bali. Keseriusan itu ditunjukan terhadap keberadaan tari Rejang yang tergolong sakral sebagai tari wali untuk upacara yadnya.

Demikian terungkap saat Putri Koster membuka webinar “Ngerajegang Tari Rejang Ring Desa Adat”, dilaksanakan pada Selasa (19/20) di Denpasar.

Ia berharap keberadaan tari Rejang bisa terus ajeg dan sesuai dengan pakem serta fungsi tari Rejang itu sendiri. “Akhir-akhir ini semakin banyak jenis tarian Rejang yang bermunculan, saya harap keberadaan tari-tarian tersebut sudah sesuai dengan pakem dan nilai-nilai kesakralan tarian Rejang,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa ruang kreativitas masyarakat Bali sangat tinggi, sehingga bisa menciptakan karya seni, baik tari wali, bebali maupun balih-balihan. Ini tentu sangat baik, namun ia mengingatkan agar dalam penciptaan tari terutama tari Wali mesti sesuai pakem, nilai dan norma keagamaan dianut.

Lebih lanjut, ia pun mengapresiasi semangat masyarakat terutama para seniman dalam mengekspresikan rasa syukur dan cinta mereka kepada Hyang Widhi melalui penciptaan tari wali.

“Saya harap melalui webinar kali ini, masyarakat banyak yang ikut dan lebih memahami unteng penciptaan dan peruntukan tari Rejang tersebut,” imbuhnya.

Untuk itu, seniman serba ini berharap melalui webinar ini, peserta yang mencapai seribu itu turuu mengajegkan tari Rejang dan tari sakral lainnya sesuai fungsi dan tempat seharusnya.

Selain itu, ia juga tertarik mengetahui terhadap beberapa tari sakral masing-masing daerah yang khas. Putri Koster menyontohkan tari Rejang dari Desa Sembiran Buleleng, yang kerap ia saksikan pentas saat upacara yadnya di daerah itu.

“Saya tidak tahu, apakah tari sakral itu harus kita lestarikan dalam wujud tarian itu sendiri atau harus juga mengacu pada norma waktu dan tempat. Sehingga saat tari sakral yang berada di daerah A apakah bisa ditarikan juga di daerah B? tentu banyak pertanyaan dan saya harap bisa terjawab dalam webinar kali ini,” ungkapnya.

Ia pun berharap besar, melalui kegiatan digelar PAKIS Bali kerjasama MDA dan pemerintah, dapat menggerakkan motivasi masyarakat Bali kembali kepada jatidiri karma Bali yang sesungguhnya. “Karena hal itu juga tertuang dalam visi misi Pemprov Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dibesut oleh Gubernur Bali Wayan Koster,” ujarnya.

Webinar ini juga menghadirkan dua narasumber, Dr drs I Gusti Ngurah MSi dan Prof Dr I Komang Sudirga, S.Sn, MHum. (ady/sut)