Search

Home / Khas /

Perancak Konsisten Lestarikan Penyu

   |    25 Juli 2022    |   19:10:00 WITA

Perancak Konsisten Lestarikan Penyu
Wisatawan Prancis saat melihat tukik sedang di kolam hatchery di Kurma Asih, Pantai Perancak, Jembarana pada Senin (25/7). (foto/edy)

NEGARA, PODIUMNEWS.com - Seperti halnya di Desa Serangan, Kabupaten Badung, Desa Perancak Kabupaten Jembrana, juga merupakan salah satu desa yang konsisten melakukan gerakan pelestarian penyu. Melalui kelompok peduli lingkungan Kurma Asih, ribuan tukik (anak penyu) telah dilepas sejak sekitar 20 tahun lalu.

Chairman Kurma Asih Sea Turtle Consevation Center, I Wayan Anom Astika Jaya, mengakui sampai saat ini pihaknya masih konsisten melakukan gerakan konservasi penyu. Bahkan lokasi konservasi di pantai Perancak ini  sudah berkembang menjadi objek wisata edukasi, terutama terkait dengan pelestarian penyu.

"Tempat ini sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun asing, untuk melihat proses penetasan telur penyu dan proses pelepasan tukik ke pantai," kata Anom, Senini (25/7).

Dikatakan, pantai Perancak memang merupakan salah satu wilayah pelestarian penyu di Bali. Terdapat tiga jenis penyu yang dilestarikan di kelompok pelestari penyu (KPP) Kurma Asih yaitu penyu sisik, belimbing dan lekang.

Sebelum dilepas ke pantai, tukik atau anak penyu ditempatkan di kolam hatchery. Sementara telur-telur penyu ditempatkan di areal penetasan (egg haching area).

Proses bertelurnya penyu, dimulai saat setelah musim kawin, penyu betina bermigrasi ke daratan di mana dia ditetaskan. Artinya, penyu dewasa yang dulunya ditetaskan di Pantai Perancak, maka saat dia akan bertelur akan datang kembali ke pantai Perancak.

Siklus bertelur penyu 2-5 tahun. Telur menetas setelah 50-60 hari dan anak penyu (tukik) akan bergerak menuju pantai.

Tukik akan bergerak menuju laut. untuk bertahan hidup menjadi penyu dewasa.

Penyu jantan dan betin mencapai usia produksi di umur 20- 50 tahun.

Untuk bisa bertahan, penyu akan memakan ubur-ubur (jellyfish), ikan kecil (small fish), lamun, kerang (seashell), udang (shrimp), rumput laut ( sea grass), cumi (squid). "Untuk melestarikan penyu, maka kita harus komitmen tidak mengkonsumsi daging penyu dan tidak memperdagangkan telur penyu," tegas Anom.

Selain faktor gangguan manusia,  kelangkaan penyu juga disebabkan karena banyaknya predator seperti, kepiting (crab), hiu (shark), burung laut (seagull), gurita (octopus), biawak (monitor lizard) dan elang (eagle). (Edy)

Baca juga :
  • Film Tanpa Ampun Angkat Kisah Nyata Turis Rampok di Bali
  • Cara Kenali Tanda Link Penipuan
  • Blokir Situs, Sehatkan Ruang Digital