Podiumnews.com / Aktual / Edukasi

Putri Koster: Pameran IKM Bali Bangkit, Ajang Pelestarian Warisan Kain Leluhur

Oleh Podiumnews • 18 Februari 2023 • 08:40:00 WITA

Putri Koster: Pameran IKM Bali Bangkit, Ajang Pelestarian Warisan Kain Leluhur
Ny. Putri Koster saat memberi sambutan dalam Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 1, Rabu (15/2) di Art Centre Denpasar. (Foto: hms)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Pameran IKM Bali Bangkit Tahun 2023, resmi kembali digelar, mulai Rabu (15/2). Dalam pembukaan pameran, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster memberi beberapa pesan penting  bagi perajin dan masyarakat Bali, dalam pelestarian kain tenun Bali. 

“Ketika saya bicara, jangan membeli  endek di luar Bali, semakin banyak orang membeli dan ngumpet-ngumpet mereka jualan. Tiang tidak  rugi. Tapi mereka sama saja merusak tatanan yang sudah dibuat leluhur kita,” tegasnya. 

Menurutnya,  ketika akan membeli kain endek, bisakah kita bertanya, apakah ini benar endek Bali, dan dimana pertenunannya.

“Untuk  hal seperti ini,   saya tidak bisa hanya bicara, tapi saya ingin membuat satu gebrakan. Ada satu tempat untuk membeli produk yang asli dan berkualitas yakni Art Centre tempatnya di pameran IKM Bali bangkit tempatnya,” kata Putri Koster. 

Ia mengatakan,  sudah menegaskan kepada para perajin, mewajibkan yang mau ikut pameran di IKM Bali Bangkit, mau ikut memperbaiki situasi carut marutnya kain endek Bali ini,  dengan cara, menjual produk asli Bali.  

“Saya berharap, semoga lambat laun tumbuh kesadaran untuk melestarikan tenun Bali ini,” imbuhnya. 

Putri Koster menegaskan, tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari ajang  pameran ini.

“Di sini adalah tempat untuk  memberi edukasi yang tepat dan benar. Saya sebagai Ketua Dekranasda, memiliki tugas pengawasan terhadap karya-karya Bali,” jelasnya. 

Ia menyebutkan, kain songket dan endek Bali  sudah memiliki hak kekayaan komunal.  Artinya, endek dan songket sudah memiliki regulasi.

“Ketika kita melanggar aturan yang tertera dalam HAKI tersebut , kita berpotensi kena pidana. Hanya saja pemilik hak cipta  belum ada yang mengajukan. Walaupun  belum ada yang mengajukan, kita sendirilah yang punya rasa, jangan diotak-atik, hanya untuk kepentingan pribadi,” ujar seniman multitalenta ini. 

Ia  menegaskan, kain songket itu adalah milik masyarakat Bali, sudah melekat , jangan coba-coba , membuat di Lombok, karena ongkosnya lebih murah di sana. Lama-lama banyak yang membuat di Lombok, orang bingung, yang mana songket Bali dan mana songket Lombok.

Ironisnya, kata dia, begitu sekarang ada yang  mempublish  di media sosial, tinggal cekrek bawa ke tukang border, dengan mesin digital ribuan dalam sehari kain bordir dengan motif songket diproduksi. Songket di pasaran  harga jutaan yang border cuma Rp 100 ribu.Tetapi itu adalah  barang curian karena mencuri moif songket yang seharusnya sudah menjadi  hak kekayaan komonal masyarakat Bali. 

“Kalau perajin Bali mengadu ke Kumham ini bisa ke arah pidana dan bapak/ibu di bawah ke ranah hukum. Kita dapat jualan Rp 5 juta terus disuruh ganti rugi Rp 5 miliar. Mau seperti itu?” tanyanya. 

Menurutnya, akan lebih baik, ketika ada bordir  dibuat motif sendiri sehingga seniman-seniman  baru muncul. “Nah, mari kita tumbuhkan kesadaran seperti itu, “ pesannya. 

Putri Koster juga meminta, kepada  para  ASN, jangan memakai  kain songket bordir ke kantor. “Pakai saja endek atau rangrang yang asli. Kalau pakai songket, pakai saja yang asli,” katanya memberi pesan. 

Putri Koster menegaskan, inilah yang sedang ia bangun, melestarikan warisan leluhur, dan mengembalikan kepada kemuliaannya.  Memang ia mengakui, tak semudah membalikkan telapak tangan. “Itulah yang ingin saya bangun. Ini sudah puluhan tahun. Saya apalah artinya. Saya tidak bisa mengembalikan seperti telapak tangan. Saya hanya ingin mengembalikan warisan tenun leluhur kepada kemuliaaanya,” katanya. 

Hal lain, juga disinggungnya, seperti tenun yang lebih klasik, seperti rangrang di Nusa Penida. 

“Biarkan mereka (masyarakat Nusa Penida)  yang menenunnya, kita hanya jadi penjualnya,” pesannya. 

Hal lain, kain satu-satunya di Indonesia yakni tenun double ikat, antara benang pakan dan lungsin, kedua-duanya diberi motif. Motif bertemu ketika ditenun dan memunculkan satu motif baru, betapa rumitnya. 

“Inilah yang harus kita pertahankan dan lestarikan, kain-kain yang memang menjadi warisan leluhur,” ujar Putri Koster. 

Di akhir sambutannya, ia menyebutkan, bahwa saat ini di Pameran IKM Bali Bangkit ada yang baru. Jadi, kalau pembeli belanja silakan dipilih-pilih dan diambil dan langsung membayar di kasir, seperti belanja di mal. 

Selain itu, ia juga berpesan, kalau ke Art Centre, jangan membawa tas kresek. “Tolong dukung pemimpin kita. Bali ingin bersih dari plastik, tas kresek, stereoform,  sedotan plastik, tolong didukung,” kata Putri Koster. 

Acara pembukaan pameran juga diisi dengan pagelaran fashionshow dari beberapa instansi. (Adi/Sut)