Search

Home / Aktual / Edukasi

Duta Joget Buleleng Tampil Tanpa Kesan Erotis

Editor   |    20 Juni 2024    |   18:18:00 WITA

Duta Joget Buleleng Tampil Tanpa Kesan Erotis
Penampilan Joget Bumbung Kabupaten Buleleng di PKB, Rabu (19/6/2024) di Denpasar. (foto/adhy)

DUTA kesenian Joget Bumbung dari Kabupaten Buleleng menampilan tari pergaulan tradisional Bali ini tetap memikat tanpa terkesan jaruh atau erotis.   

Penampilan dibawakan Sekehe Joged Wahyu Ulangun dari Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng, dan Sekehe Joged Mangun Semara dari Banjar Gunung Sekar, Desa Selat, Kecamatan Sukasada ini memukau penonton yang memadati Madya Mandala, Taman Budaya Denpasar, Rabu, (19/6/2024)  

Mereka tampil untuk turut memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 ini demi menghibur penonton di sana. Karena tari pergaulan tradisional Bali ini sangat digemari masyarakat Pulau Dewata, terutama kaum muda.

Pada ajang PKB ini, penampilan Joged Bumbung Sekaa Joged Wahyu Ulangun membawakan materi Tabuh Sekar jepun, Tabuh petegak kreasi Eka Bayu, Tabuh Puspa Winangun.

Sedangkan, Sekaa Joged Mangun Semara membawakan materi Tabuh Petegak Sri Ang Luwih, Tari Manik Padma, Tari Sekar Jepun, Tari Puspa Winangun, Tari Kreasi Temu Semara.

Ditemui usai kegiatan, I Wayan Mertayasa selaku koordinator Sekaa Joged Wahyu Ulangun menjelaskan bahwa pertunjukan kesenian ini menggunakan struktur umum. Yaitu, papeson (bagian awal), pangawak (bagian utama), pangecet (bagian akhir) dan pakaad (penari meninggalkan panggung).

Klimaks tarian ini berada pada tahap pangawak, terutama saat penari joged menarikan gerak-gerakan yang seolah-olah 'menantang' pengibing untuk menari bersama.

Pada joged pakem ini, mulai dari gerakan kenyem (senyum) manis, seledet nan mesra, hingga ngegol (gerakan bersumbu pada pinggul), dan lain-lain.

Namun pihaknya menegaskan, pakem yang digunakan tersebut memang mengadopsi dari pakem tradisional yang jauh dari kesan jaruh (erotis) yang belakangan sedang viral di media sosial.

Dengan adanya pementasan joged sesuai pakem ini, diharapkan masyarakat bisa menjadi lebih tahu dan bisa menilai yang mana pakem yang bisa di pakai saat pementasan dan tidak mengubah kesan Joged Bumbung yang sudah menjadi ikon tari pergaulan.

"Saya sangat perihatin juga dengan adanya kasus seperti joged viral, namun dengan pementasan ini, kita membuktikan Joged Bumbung tradisi bisa menarik tanpa gerakan erotis," tegasnya.

Sementara itu, Putu Budiartawan Koordinator Sekaa Joged Mangun Semara mengatakan sangat bangga bisa tampil perdana di panggung PKB yang sangat bergengsi tersebut.

Hal ini berawal saat pihaknya mendapat undangan pentas di Pekan Apresiasi Seni (PAS) yang diselenggarakan di Taman Bung Karno, Kota Singaraja. Lalu pihaknya mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Buleleng serta Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Ia kemudian menambahkan dengan waktu persiapan kurang lebih dua bulan untuk tampil, pihaknya sangat puas dengan penampilan hari ini yang mengajak 4 penari serta 20 peserta tabuh.

"Suatu kebanggaan bisa mementaskan joged tradisional Buleleng di ajang yang mengundang masyarakat Bali untuk menonton," ungkapnya. (adhy/suteja)


Baca juga: Cegah Penculikan Anak, Diminta Pasang CCTV di Gerbang Sekolah