200 Humas BUMN Kumpul di Bali

Pertemuan berlangsung di The Meru Sanur, Denpasar dari tanggal 2-3 Juli 2024 ini dihadiri 200 peserta berasal dari Humas seluruh BUMN.

Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan bahwa pertemuan ini rutin digelar. Ia berharap dari pertemuan ini mebawa kemajuan terhadap fungsi komunikasi atau kehumasan BUMN.

"Program seperti ini harus berkelanjutan, karena terbukti saat ini para Humas BUMN sangat kompak. Secara kinerja juga makin banyak pemberitaan terkait BUMN, ini sudah baik," kata Arya, Rabu (3/7/2024) di Sanur, Denpasar.

Ia juga berharap Forum Humas dapat memperkuat perannya, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.

"Saya berharap Forum Humas juga bisa mulai untuk menjadi anggota komunitas humas tingkat regional Humas di Asia Tenggara dan bahkan di tingkat dunia, untuk membangun jaringan kehumasan BUMN global yang kuat," ujar Arya.

Turut hadir, Kepala Biro Humas dan Fasilitasi Dukungan Strategis, Rachman Ferry Isfianto. Ferry mengatakan bahwa Humas BUMN diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ujung tombak dalam membangun reputasi dan brand positioning perusahaan.

Ferry juga berharap Forum Humas BUMN tidak hanya menjadi tempat bertukar pikiran, tetapi juga menjadi wadah yang inspiratif dan proaktif dalam merumuskan solusi untuk setiap tantangan dalam dunia komunikasi yang dihadapi.

“Sehingga semua pihak dapat saling memastikan bahwa setiap langkah yang diambil akan dapat berkontribusi positif khususnya dalam mempertahankan citra positif Kementerian BUMN dan BUMN Group,” kata Ferry.

Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berperan aktif dan mendukung program Kementerian BUMN khususnya terkait kehumasan, termasuk keterlibatan dalam Forum Humas BUMN.

“Peran Humas di BUMN sangat penting, karena menjadi garda terdepan dalam komunikasi publik masing-masing BUMN. Dengan adanya pertemuan seperti ini, para humas BUMN ini bisa saling bertukar ide untuk menghasilkan strategi komunikasi lebih baik lagi,” jelas Fadjar. (adhy/suteja)

Baca juga: Indonesia Menjadi Mesin Ekonomi Utama di Asia Tenggara