BULELENG, PODIUMNEWS.com - Anak Agung Ngurah Panji Dharma Putra mengungkapkan alasan motivasi dirinya mengikuti seleksi menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional untuk upacara peringatan HUT RI ke-79 yang dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. "Saya sudah mempersiapkan diri secara fisik dan mental sejak SMP, dengan rutin mengikuti kegiatan fisik serta menjaga pola makan dan istirahat yang cukup," tuturnya, Selasa (3/9/2024) di Buleleng. Ngurah Panji juga mengungkapkan kebahagiaannya bisa bertemu dengan rekan-rekan dari 38 provinsi di seluruh Indonesia. "Ini adalah kesempatan berharga untuk menambah pengalaman dan memperluas pertemanan dengan teman-teman dari berbagai daerah," tambahnya. Putra pasangan Anak Agung Ngurah Saraswata dan Komang Gorsi Marhaeni ini mendapatkan kehormatan untuk bergabung dalam Tim 17, yang bertugas menurunkan bendera pada upacara kenegaraan di Nusantara. Perjalanan Ngurah Panji menuju Paskibraka Nasional tidaklah mudah. Proses seleksi dimulai di tingkat kabupaten Buleleng. Di mana sebanyak 200 peserta bersaing untuk menjadi wakil daerah mereka. Dari proses seleksi yang ketat, hanya lima pasang peserta yang berhasil melaju ke tingkat Provinsi Bali. Setelah melalui seleksi lanjutan di tingkat provinsi, satu pasang putra dan putri terbaik terpilih untuk mewakili Bali dalam seleksi nasional yang berlangsung di Jakarta. Di sana, para peserta menjalani serangkaian tes kesehatan, psikologi, dan wawancara. Remaja Buleleng ini pun akhirnya terpilih sebagai salah satu wakil dari Bali, bersama satu peserta lainnya. Sebelum bertugas di Nusantara, seluruh anggota Paskibraka mengikuti masa pelatihan dan orientasi lingkungan selama satu bulan di Jakarta. Setibanya di Nusantara, mereka melanjutkan latihan intensif selama dua minggu sebagai persiapan menghadapi kondisi lingkungan dan cuaca di lokasi upacara. Dengan semangat dan tekad yang kuat, Ngurah Panji sukses menjalankan tugas sebagai anggota Paskibraka Nasional pada upacara kenegaraan HUT ke-79 RI, yang menjadi peristiwa bersejarah pertama di Nusantara, ibu kota baru Indonesia. (suteja)
Baca juga:
Kisah Farani, Wisudawan Double Degree Pertama FH UNAIR-Maastricht University