Efek Tarif Trump: PHK Bayangi Industri Ekspor
DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump, yang menetapkan angka 32 persen untuk Indonesia, memicu kekhawatiran serius di kalangan ekonom.
Guru Besar Ekonomi Internasional Universitas Airlangga (UNAIR), Rossanto Dwi Handoyo memperingatkan potensi ancaman defisit perdagangan dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) jika Indonesia tak segera mengambil langkah strategis.
"Ini menunjukkan bahwa Amerika merasa perdagangan mereka tidak adil, defisit terus-menerus. Tahun lalu, Indonesia surplus 31 miliar dolar, separuhnya dari Amerika," ujar Rossanto melalui keterangan tertulis, Rabu (9/4/2025).
Rossanto memprediksi, kenaikan tarif impor akan mendongkrak harga barang Indonesia di Amerika, melemahkan daya saing produk ekspor.
"Tanpa upaya jelas, surplus berkurang, neraca dagang defisit, dan pertumbuhan ekonomi turun. Mengingat prediksi pertumbuhan hanya 4,9 persen, GDP bisa anjlok karena Amerika adalah pasar utama ekspor kita," jelasnya.
Ancaman riil lainnya adalah potensi penutupan industri berorientasi ekspor, lonjakan angka pengangguran, dan penurunan investasi di sektor ekspor ke Amerika.
"Polemik ini, ditambah dengan pelemahan rupiah dan IHSG, menciptakan ketidakpastian. Investor ragu menanam modal di Indonesia," kata Rossanto.
Rossanto menyarankan diplomasi sebagai jalan keluar. "Amerika adalah mitra dagang penting. Kita butuh mereka untuk impor jasa, keuangan, dan kedelai. Jangan sampai pasar tenaga kerja intensif kita di sana hilang. Kita harus duduk bersama, cari jalan tengah, turunkan tarif masing-masing," pungkasnya. (riki/suteja)