Search

Home / Aktual / Ragam

"Pang Tawang", Buleleng Kenalkan Tradisi Lewat Medsos

Editor   |    12 April 2025    |   23:50:00 WITA

"Pang Tawang", Buleleng Kenalkan Tradisi Lewat Medsos
Ilustrasi: aplikasi IT tentang budaya Bali. (podiumnews)

BULELENG, PODIUMNEWS.com - Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng meluncurkan program "Pang Tawang" sebagai upaya melestarikan adat dan tradisi lokal.

Program ini hadir sebagai konten edukatif di media sosial yang membahas makna serta filosofi hari raya keagamaan, tradisi, dan istilah adat di Buleleng, serta Bali pada umumnya.

Kepala Bidang Adat dan Tradisi Disbud Buleleng, Gede Angga Prasaja, menjelaskan bahwa "Pang Tawang", yang berarti "biar tahu", bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang istilah-istilah keagamaan dan adat.

"Misalnya, banyak yang tahu istilah pecalang, tilem, purnama, atau bahkan mudik, tapi tidak banyak yang benar-benar tahu maknanya secara mendalam. Nah, Pang Tawang hadir untuk menjawab itu," ujarnya, Sabtu (12/4/2025).

Konten Pang Tawang akan dikemas ringkas dalam bentuk infografis dan video pendek yang menarik dan mudah dipahami. Penyebarannya melalui berbagai platform media sosial guna menjangkau audiens yang lebih luas, terutama kalangan generasi digital.

Selain Pang Tawang, Disbud Buleleng juga melanjutkan program "Uning Ten Ton" yang telah berjalan sejak tahun lalu. Program ini mendokumentasikan dan mengenalkan tradisi di desa-desa adat Buleleng melalui kunjungan langsung dan produksi video dengan melibatkan seniman lokal. Tahun ini, ditargetkan 12 desa adat akan dikunjungi dari 169 desa adat yang ada.

"Perbedaan Pang Tawang dengan Uning Ten Ton adalah dari sisi cakupan. Kalau Uning Ten Ton lebih pada pengenalan tradisi yang spesifik di tiap desa adat, Pang Tawang justru lebih luas cakupannya. Tidak hanya adat Bali, tetapi juga mencakup istilah keagamaan dan tradisi dari berbagai agama," tambah Angga.

Disbud Buleleng menggandeng berbagai pihak, termasuk Dinas Kominfosanti dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, guna memastikan distribusi konten berjalan maksimal dan tepat sasaran.

Harapannya, program ini dapat menambah pengetahuan masyarakat, terutama generasi muda, tentang warisan budaya dan kearifan lokal Buleleng. (suteja)

Baca juga :
  • Rp2 Triliun dari Tambang Ancam Karang Raja Ampat
  • JMSI Bahas Masa Depan Media Siber di Tengah Badai Disinformasi
  • Robot Humanoid Unjuk Gigi di Pabrik, Tak Ganti Manusia?