Search

Home / Aktual / Hukum

Koster: Bali Tidak Boleh Tunduk pada Premanisme

Editor   |    11 Mei 2025    |   18:24:00 WITA

Koster: Bali Tidak Boleh Tunduk pada Premanisme
Gubernur Koster saat perayaan HUT ke-821 Kota Bangli, Sabtu (10/5/2025). (foto/fathur)

BANGLI, PODIUMNEWS.com - Gubernur Bali, Wayan Koster, menunjukkan nada berang saat menyampaikan pernyataan keras terkait maraknya praktik premanisme. Di sela-sela perayaan HUT ke-821 Kota Bangli, Sabtu (10/5/2025), ia menegaskan bahwa tidak ada ruang sedikit pun bagi tindakan premanisme yang berkedok organisasi masyarakat (ormas) di Pulau Dewata.

"Bali tidak boleh tunduk pada premanisme. Jangan biarkan Bangli, apalagi Bali, dipermainkan oleh mereka. Ini bukan kompromi, melainkan tindakan tegas," ujar Koster dengan intonasi meninggi. Ia menilai, keberadaan ormas dan kelompok-kelompok yang bertindak di luar hukum telah merusak nilai-nilai budaya luhur Bali serta mengancam tatanan sosial. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa premanisme adalah noda hitam yang dapat menggerus daya tarik pariwisata Pulau Dewata di mata dunia.

"Premanisme bukan budaya Bali! Jangan tunggu membesar. Bila dibiarkan, dia akan merusak tatanan, melemahkan wibawa hukum, dan mencoreng citra pariwisata kita," tegas gubernur asal Sembiran ini. Ia menyebut praktik-praktik premanisme, pungutan liar (pungli), intimidasi, dan kekerasan yang meresahkan masyarakat sebagai ancaman nyata bagi fondasi pariwisata Pulau Dewata yang selama ini mengandalkan kedamaian dan keramahan.

Sebagai bentuk keseriusan, Koster menginstruksikan seluruh aparat keamanan di Bali—TNI, Polri, hingga pecalang—untuk bersinergi secara maksimal dalam memberantas segala bentuk premanisme. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut dan aktif melaporkan jika menemukan praktik-praktik ilegal tersebut di lingkungan masing-masing. "Jangan terlalu toleran dan kompromistis terhadap pelanggaran. Kalau dibiarkan, yang kecil akan jadi besar dan tak terkendali. Saya ajak masyarakat aktif melaporkan segala bentuk pelanggaran hukum di wilayahnya masing-masing," serunya.

Sikap tegas Gubernur Koster ini selaras dengan salah satu prioritas pembangunan Bali Era Baru, yaitu "Bali Pulau Digital dan Keamanan Bali". Ia meyakini bahwa keamanan adalah prasyarat utama untuk menarik investasi berkualitas dan wisatawan mancanegara, yang pada akhirnya akan menciptakan lingkungan yang nyaman, damai, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Pulau Dewata.

"Bangli harus jadi contoh. Aman, tertib, dan bebas dari preman. Hanya dengan itulah pembangunan bisa tumbuh, dan rakyat bisa sejahtera," pungkas Koster, memberikan sinyal kuat bahwa Bali di bawah kepemimpinannya tidak akan memberikan celah bagi berkembangnya premanisme yang merusak citra luhur Pulau Dewata. (fathur/suteja)


Baca juga: Paksa Pacar Aborsi, Pengusaha Toko Emas Dilaporkan ke Polisi