Search

Home / Sorot / Sosial Budaya

Dari Jepara: Keberanian Ratu, Mimpi Kartini Menyala

Editor   |    21 April 2025    |   15:49:00 WITA

Dari Jepara: Keberanian Ratu, Mimpi Kartini Menyala
ILUSTASI: Jejak Jepara diwakili dua perempuan hebat ini, Ratu Kalinyamat dan Kartini, yang keberanian dan mimpinya terus membimbing Nusantara. (podiumnews)

“Dari Jepara, terbitlah dua cahaya: Ratu Kalinyamat, keberanian maritim membara, dan Kartini, mimpi kesetaraan yang abadi, mewarnai Nusantara.”

DEBUR ombak Laut Jawa yang tak pernah lelah mencium pesisir Jepara seolah menyimpan bisikan sejarah tentang keberanian dan mimpi. Di kota ukir yang tenang ini, terukir pula kisah dua perempuan luar biasa yang sinarnya tak lekang ditelan zaman, menjadi suluh bagi Nusantara dari abad ke abad.

Di lorong waktu yang membentang jauh ke belakang, tepatnya pada abad ke-16, Jepara tampil sebagai bandar maritim yang gemilang. Di pucuk pimpinan berdiri seorang perempuan dengan tatapan setajam elang: Ratu Kalinyamat.

Bukan sekadar penguasa, ia adalah nahkoda yang cakap mengendalikan roda pemerintahan dan perniagaan. Namun, ketika cengkeraman kolonialisme Portugis mengancam kedaulatan, jiwa ratu Jepara ini bergejolak.

Dengan suara lantang yang memecah keheningan pesisir, Ratu Kalinyamat menghimpun kekuatan. Armada laut Jepara yang gagah berani, di bawah komandonya, berlayar menuju Malaka, menantang keserakahan penjajah.

Pertempuran sengit di tengah laut menjadi saksi bisu keberanian laskar Jepara yang membela tanah air. Meski akhirnya takdir berkata lain, semangat perlawanan Ratu Kalinyamat membekas dalam ingatan kolektif bangsa, sebuah oase keberanian di tengah gurun penjajahan.

Ia adalah potret perempuan perkasa yang memilih pedang daripada diam, membuktikan bahwa Jepara tak hanya menghasilkan ukiran indah, tetapi juga jiwa-jiwa pejuang.

Berabad kemudian, di antara rumah-rumah Jepara yang teduh, tempat alunan pahat menemani keseharian, lahir Raden Ajeng Kartini. Matanya menyimpan kerinduan yang mendalam akan kemajuan kaumnya.

Ia menyaksikan bagaimana tradisi membelenggu perempuan, merampas hak mereka atas pendidikan dan kebebasan. Namun, di balik jendela kamarnya, Kartini merajut mimpi-mimpi besar melaluiUntaian surat-surat yang ia kirimkan jauh melampaui batas tembok dan lautan.

Kata-kata Kartini adalah bara pemikiran yang membakar semangat perubahan. Ia mempertanyakan adat yang merendahkan, menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan, dan mendambakan kesetaraan yang hakiki. "Habis Gelap Terbitlah Terang," bukan sekadar judul buku, melainkan manifesto perjuangan seorang putri Jepara yang berani menentang arus zaman.

Ia adalah suara dari balik pingitan, yang menggema dan menginspirasi gerakan emansipasi perempuan di seluruh Nusantara.

Di Hari Kartini yang kita peringati hari ini, Jepara berdiri tegak sebagai saksi bisu kelahiran dua perempuan hebat yang mewakili dua sisi mata uang perjuangan: keberanian fisik melawan penindasan dan kekuatan gagasan untuk meraih kesetaraan.

Ratu Kalinyamat dengan armada tempurnya, Kartini dengan pena dan pemikirannya. Keduanya adalah intan permata dari tanah Jepara, yang sinarnya terus memancar, menerangi jalan perempuan Indonesia menuju kemajuan dan kemuliaan.

Jepara, lebih dari sekadar kota ukir, adalah panggung sejarah di mana keberanian dan mimpi bersemi, dipersembahkan oleh dua srikandi kebanggaan Nusantara.

(isu/suteja)


Baca juga: Subak, Sistem Irigasi Bali Lestari Seribu Tahun