Podiumnews.com / Aktual / Ekonomi

WtE Bali: Energi Baru dari Sampah, Investasi Hijau Dimulai

Oleh Podiumnews • 28 Mei 2025 • 09:17:00 WITA

WtE Bali: Energi Baru dari Sampah, Investasi Hijau Dimulai
Ikustrasi Energi baru Bali dimulai dari tumpukan sampah: ilustrasi ini menggambarkan sinergi antara investasi hijau, pengelolaan sampah modern (WtE), dan ekonomi berkelanjutan, dengan latar budaya Bali yang khas. (Foto:Dewa)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com — Pemerintah pusat resmi mendorong percepatan program Waste to Energy (WtE) di Bali sebagai upaya konkret mengubah krisis sampah menjadi sumber energi terbarukan.

Lebih dari sekadar solusi lingkungan, proyek ini dipandang sebagai langkah strategis membangun fondasi investasi hijau dan lapangan kerja berkelanjutan di daerah.

Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq dalam kunjungan kerjanya ke TPA Regional Sarbagita, Desa Suwung, Denpasar, Selasa (27/5/2025), bersama Gubernur Bali Wayan Koster.

“Program ini bukan sekadar penanganan sampah. Ini adalah pintu masuk menuju investasi energi terbarukan di daerah. Bali kita pilih sebagai model karena tekanan sampahnya sudah nyata, tapi juga punya daya tarik kuat bagi investor hijau,” ujar Hanif.

WtE dirancang untuk mengolah sedikitnya 1.000 ton sampah per hari menjadi energi listrik. Jika berhasil dijalankan, fasilitas ini bukan hanya mengurangi ketergantungan pada TPA konvensional, tetapi juga menghasilkan energi dari sumber yang sebelumnya dianggap limbah tak bernilai.

Pemerintah menargetkan seluruh proses perizinan tuntas akhir 2025, dengan pembangunan dimulai awal 2026.

"Sebanyak 33 unit WtE akan dibangun di berbagai titik di Bali dengan koordinasi lintas kementerian dan lembaga seperti ESDM, PUPR, Badan Investasi, dan Kementerian Lingkungan Hidup," tegasnya.

Menurut Hanif, program ini juga memiliki daya tarik ekonomi. Skema pendanaan yang ramah lingkungan, insentif energi baru terbarukan, serta kepastian regulasi akan menjadikan Bali magnet bagi investasi hijau.

Ia menegaskan pentingnya peran daerah dalam menyediakan lahan dan memastikan pasokan sampah yang konsisten sebagai prasyarat utama berjalannya WtE.

Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik proyek ini dan menyatakan kesiapan pemerintah provinsi untuk mendukung secara penuh. “Kami pastikan Bali tidak hanya jadi etalase pariwisata, tapi juga etalase transisi energi hijau,” ujarnya.

Pemerintah juga memproyeksikan dampak ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja baru di sektor energi bersih dan pengelolaan sampah. Keterlibatan tenaga kerja lokal, khususnya lulusan teknik lingkungan dan energi, menjadi prioritas.

Meski optimis, Hanif menegaskan pentingnya pengawasan dan partisipasi publik agar program ini tidak berakhir sebagai proyek ambisius tanpa hasil.

“Kita tidak ingin WtE jadi proyek mangkrak seperti beberapa kasus di kota besar. Karena itu, semua pihak harus terlibat dan mengawal,” katanya.

Jika berjalan sesuai rencana, WtE Bali akan menjadi tonggak penting bagi transformasi lingkungan dan energi daerah.

Dari tumpukan sampah yang menggunung, kini muncul harapan baru: energi bersih, investasi hijau, dan masa depan berkelanjutan. (fathur)