Capai 3.200 Kasus Jantung Koroner, Bali Kini Punya Jawaban
DENPASAR, PODIUMNEWS.com — Sepanjang tahun 2024, tercatat lebih dari 3.200 kasus jantung koroner di Bali. Banyak dari pasien itu kehilangan nyawa bukan karena tak ada harapan medis, tapi karena tidak tertangani tepat waktu.
Kini, Bali menjawab tantangan itu dengan membuka layanan proctorship jantung nonbedah di RSUD Bali Mandara.
Layanan ini memungkinkan penanganan pasien jantung dalam waktu emas 30 menit tanpa operasi terbuka. Program ini diluncurkan melalui pelatihan yang digelar pada 29–30 Mei 2025, dan menjadi tonggak penting dalam membangun akses layanan jantung yang cepat, aman, dan setara.
“Selama ini, pasien kita harus dirujuk ke Jakarta atau Surabaya. Banyak yang tak tertolong karena waktu terlalu lama. Sekarang, Bali sudah punya solusi sendiri,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, saat membuka layanan secara resmi.
Layanan intervensi ini menggunakan alat Amplatzer Septal Occluder (ASO), bantuan dari Kementerian Kesehatan RI.
Prosedur dijalankan oleh tim medis RSUD Bali Mandara yang telah mendapat pelatihan langsung dari RS Jantung Harapan Kita. Dalam dua hari pelaksanaan perdana, enam pasien langsung dijadwalkan menjalani tindakan.
Direktur RSUD Bali Mandara, dr. I Gusti Ngurah Putra Dharma Jaya, menyebut layanan ini sebagai lompatan besar untuk pelayanan jantung di Bali.
“Kita tak lagi sekadar merujuk dan menunggu. Kita bisa menangani sendiri, sesuai standar nasional. Ini adalah langkah nyata menyelamatkan lebih banyak nyawa,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan menetapkan RSUD Bali Mandara sebagai rumah sakit percontohan untuk layanan jantung nonbedah di kawasan timur Indonesia.
Tujuannya adalah memperluas akses dan memangkas ketimpangan layanan antara pusat dan daerah.
Dengan layanan ini, Bali tak lagi hanya mencatat jumlah kasus jantung. Bali kini punya jawaban: tindakan cepat, teknologi tepat, dan keberanian untuk berdiri di garis depan penyelamatan. (fathur)