Bali Bukan Hanya Destinasi, Tapi Pusat Ekonomi Kreatif Dunia
DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Bali tak lagi ingin hanya dikenal sebagai destinasi wisata. Lewat ajang Bali Jagaditha 2025, Pulau Dewata mengirimkan pesan kuat: masa depan ekonomi Bali bertumpu pada kreativitas, kearifan lokal, dan daya saing global. Pariwisata tetap penting, tapi nilai tambahnya kini dibangun melalui UMKM, investasi berkelanjutan, dan kekuatan budaya yang hidup.
Seremoni pembukaan Bali Jagaditha 2025 dengan tema “Guna Gina Wisata Bali Hita” digelar di Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Senin (2/6/2025), dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, Gubernur Bali Wayan Koster, Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta, serta perwakilan negara sahabat dan tokoh Bali.
Wakil Wali Kota Denpasar menyebut kegiatan ini sebagai “angin segar” bagi pengembangan ekonomi kreatif di Denpasar, khususnya bagi generasi muda pelaku UMKM. Ia menekankan bahwa peluang seperti ini harus dimanfaatkan sebagai ruang belajar dan kolaborasi.
“Saya mendorong anak-anak muda untuk hadir, belajar, dan menggali potensi ekonomi kreatif. Bali Jagaditha ini bukan hanya pameran, tapi momentum untuk tumbuh,” ujarnya.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa Bali kini berada dalam lintasan baru pembangunan ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan angka, tetapi menanam akar keberlanjutan. Lewat konsep Ekonomi Kerthi Bali, Bali ingin membangun model pembangunan yang harmonis dengan alam, berbasis sumber daya lokal, dan tetap memiliki daya saing global.
“Konsep ini menekankan pada nilai tambah. Kita tidak bisa terus-menerus hanya menjual pemandangan. Kita harus menjual makna, kualitas, dan kearifan lokal yang dikemas secara kreatif dan profesional,” tegas Koster.
Bali Jagaditha yang digagas oleh Bank Indonesia Perwakilan Bali ini bukan sekadar ajang seremoni. Ia merupakan bagian dari strategi pemulihan dan transformasi ekonomi Bali pasca-pandemi, dengan menekankan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, masyarakat, dan mitra internasional.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa Bali termasuk dalam 15 provinsi prioritas pengembangan ekonomi oleh Presiden Prabowo. Bank Indonesia berkomitmen mendukung Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi sebagai simpul penting ekonomi kreatif nasional.
“Pariwisata itu penting, tapi Bali tidak boleh berhenti di sana. Bali harus menjadi pusat kreativitas, tempat bertemunya tradisi dan inovasi, ekonomi lokal dan investasi global,” ujarnya.
Dengan hadirnya duta besar Bahrain dan Belarus, serta tokoh-tokoh nasional seperti Ida Bagus Rai Mantra dan Arya Wedakarna, Bali Jagaditha juga menjadi etalase diplomasi budaya dan peluang ekonomi yang lebih luas.
Ke depan, Bali diharapkan tidak hanya dikenal karena pantainya yang indah, tapi karena karya-karya anak mudanya, produk UMKM-nya yang unggul, dan visinya yang berani menempatkan budaya sebagai tulang punggung ekonomi. Bukan sekadar destinasi, tapi pusat ide, kreasi, dan masa depan. (isu/suteja)