DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Penyidik Satreskrim Polres Badung masih mendalami keberadaan senjata api (senpi) yang digunakan trio warga negara asing (WNA) asal Australia dalam kasus penembakan di Villa Casa Santisya, Mengwi, Badung. Informasi terbaru menyebutkan, dua pucuk senpi itu dibeli secara online dan dibuang di tengah persawahan usai kejadian. Tiga pelaku, yakni Darcy Francesco Jenson (37), Coskun Mevlut (23), dan Tupou Pasa I Midolmore (37), hingga kini masih menjalani pemeriksaan intensif. Dari keterangan sementara, senpi sempat dipegang oleh Darcy dan Coskun saat melakukan penembakan terhadap dua korban, Zivan dan Sanar, yang sedang tertidur di kamar vila. Korban Zivan dinyatakan tewas akibat dua tembakan di bagian dada, sementara Sanar mengalami luka kritis. "Senjata dibeli online, lalu dibuang di sawah setelah kejadian. Tapi pelaku berdalih tidak tahu persis lokasi sawahnya," ungkap sumber di kepolisian, Jumat (21/06/2025). Hingga kini, lokasi pasti pembuangan senpi belum ditemukan. Penyidik juga masih menggali motif penembakan, yang diduga kuat terkait dendam pribadi antarwarga negara asing. Sementara itu, Kapolres Badung AKBP Muhamad Arif Batubara belum membenarkan sepenuhnya informasi pembelian senjata secara daring. "Kami masih lakukan pengembangan, semoga dapat diketahui dalam waktu dekat," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (21/06/2025). Seperti diberitakan sebelumnya, insiden penembakan terjadi pada Sabtu (14/06/2025) sekitar pukul 02.30 WITA. Korban Zivan Radmanovic dan Sanar Ghanim diberondong peluru saat sedang tidur di kamar vila. Penyelidikan cepat dilakukan Polda Bali, Polres Badung, Bareskrim Polri, dan Interpol. Tiga tersangka ditangkap pada Selasa (17/06/2025) di dua lokasi berbeda: Jakarta dan Singapura. Ketiganya ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan masih akan menjalani proses hukum lebih lanjut. (hes/suteja)
Baca juga :
• #JusticeFor dan Buramnya Jalan Keadilan
• Turis India Curi Kosmetik di Bandara Ngurah Rai
• Kapolda Bali: Senjata Belum Ditemukan, Motif Masih Didalami