DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Serangan terbatas yang dilakukan Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran dinilai sebagai bagian dari strategi militer terukur yang digunakan Presiden AS, Donald Trump, untuk menghentikan ambisi nuklir Iran tanpa harus menyeret negaranya dalam perang skala penuh. Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Agastya Wardhana, menjelaskan bahwa langkah ini sangat khas Trump. Ia menyebut Trump sebagai pemimpin yang tegas dan simbolik, namun menghindari keterlibatan militer dalam jangka panjang. “Donald Trump itu selalu ingin agar Iran tidak memiliki nuklir. Kesempatan perang Israel dan Iran ini digunakan oleh Amerika Serikat di bawah Trump untuk menghancurkan target spesifik. Setelah itu keluar, selesai,” ujar Agastya melalui keterangan resminya, Selasa (24/6/2025). Menurutnya, Trump tidak pernah tertarik pada peperangan terbuka, tetapi tetap ingin menegaskan posisi Amerika Serikat sebagai pengendali geopolitik. “Dia tidak mengirim pasukan darat atau memperluas front konflik. Serangan ini taktis, tepat sasaran, dan cukup untuk memberi pesan kuat,” jelasnya. Serangan ini terjadi di tengah memuncaknya ketegangan antara Iran dan Israel, dua negara yang selama ini terlibat dalam konflik panjang di kawasan Timur Tengah. Keterlibatan AS, meski terbatas, menambah dimensi global pada krisis yang sudah sensitif. Agastya menambahkan bahwa pendekatan semacam ini digunakan untuk menghindari keterlibatan jangka panjang, tetapi tetap menciptakan tekanan maksimal terhadap pihak lawan. “Trump tidak ingin perang besar. Dia ingin efek besar dari intervensi kecil,” katanya. Namun, serangan ini juga memicu kekhawatiran baru tentang potensi balasan dari Iran, terutama terkait ancaman penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur penting distribusi minyak dunia. Jika itu terjadi, dampaknya akan terasa langsung pada harga energi global. Meski begitu, Agastya menegaskan bahwa pendekatan militer terbatas ini memperlihatkan keunggulan kapabilitas AS dalam operasi presisi. “Tidak ada negara lain yang punya kapasitas militer seefisien dan secepat Amerika Serikat dalam hal seperti ini,” pungkasnya. (riki/suteja)
Baca juga :
• WTP Saja Tak Cukup, Pemkab Tabanan Fokus Benahi PAD
• Pendapatan Bali 2024 Lampaui Target, Belanja Capai 93 Persen
• Tabanan Usulkan Ranperda Baru Penataan Banjar Dinas