DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Komisi XII DPR RI menegaskan bahwa keberhasilan proyek Floating Storage Regasification Unit (FSRU) LNG Benoa di Bali tidak hanya diukur dari sisi teknis dan bisnis, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat lokal terlibat dan merasakan manfaatnya. Dalam kunjungan kerja reses ke Bali, Senin (11/8/2025), anggota Komisi XII DPR RI Beniyanto mengingatkan bahwa persoalan sosial kerap menjadi hambatan utama pembangunan infrastruktur energi di daerah. Beniyanto menekankan, pelibatan warga sejak awal sangat penting agar proyek tidak memicu resistensi. “Kalau proyek ini mau sukses, pikirkan bagaimana caranya menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa proyek ini bermanfaat dan mereka ikut merasakan manfaatnya. CSR harus jelas, bukan sekadar bantuan sementara, tapi berkelanjutan,” katanya. Ia juga menyoroti perlunya dukungan terhadap pelaku UMKM lokal yang berada di sekitar proyek. Menurutnya, program CSR seharusnya mampu memberdayakan UMKM agar tetap hidup dan berkembang, bukan hanya bantuan sesaat. Berdasarkan data Kementerian ESDM, beban puncak listrik Bali saat ini berkisar 950–1.000 MW dan diproyeksikan menembus 2.000 MW dalam beberapa tahun ke depan. Proyek FSRU LNG Benoa yang direncanakan memiliki kapasitas regasifikasi hingga 250 MMSCFD pada 2028 diharapkan mampu memperkuat pasokan energi bersih hingga 2035, sekaligus menopang industri pariwisata dan pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, Beniyanto mengingatkan agar pengelolaan proyek tidak mengabaikan faktor lingkungan, mengingat lokasinya berdekatan dengan kawasan mangrove yang menjadi salah satu daya tarik wisata. “Pengawasan lingkungan hidup harus ketat. Mangrove ini bisa menjadi wisata yang baik kalau dikelola dengan benar,” tegasnya. Politisi Fraksi Partai Golkar itu berharap pengelola proyek mengedepankan komunikasi publik dan memastikan setiap kebijakan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar. “Keberhasilan proyek energi strategis bukan hanya soal angka, tapi tentang bagaimana masyarakat di sekitarnya ikut sejahtera,” pungkasnya. (sukadana)
“Yang paling terpenting adalah setiap proyek di daerah itu kendalanya masalah sosial, karena tidak pernah melibatkan masyarakat, tidak ada sosialisasi manfaat, dan CSR terhadap masyarakat setempat jarang dilakukan,” ujarnya di Denpasar.
Baca juga :
• Kecam Israel, Dubes RI dan Negara-negara OKI di Rumania Gelar Aksi Solidaritas
• DPR Ingatkan Penanganan Kasus Ferry Irwandi Harus Proporsional
• Tuduhan Makar Tanpa Bukti Bisa Jadi Legitimasi Represi