Ketua DPRD Klungkung Soroti Persoalan Calistung di Sekolah Dasar
SEMARAPURA, PODIUMNEWS.com – Masih adanya siswa di Kabupaten Klungkung yang belum menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung (calistung) menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Klungkung bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Klungkung.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Klungkung mencatat sejumlah siswa, terutama dari kelas 1 hingga kelas 3 SD, masih mengalami kesulitan dalam menguasai calistung. Kondisi ini mendorong pemerintah daerah untuk merancang pendekatan baru dalam proses pembelajaran.
Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom, menanggapi persoalan ini dengan menekankan pentingnya keterlibatan keluarga dalam menunjang pendidikan anak, khususnya dalam membiasakan penggunaan Bahasa Indonesia di lingkungan rumah.
“Memang tidak semua siswa langsung lancar baca tulis. Tapi yang menjadi perhatian kami, kelancaran berbahasa Indonesia di tingkat SD masih kurang. Untuk itu, kami imbau para orang tua agar mulai membiasakan anak-anak menggunakan Bahasa Indonesia di rumah, bukan hanya Bahasa Bali,” ujarnya, Selasa (20/5/2025).
Lebih jauh, DPRD Klungkung berkomitmen mendorong Komisi I dan III untuk melakukan pemantauan langsung ke sekolah-sekolah, baik jenjang SD maupun SMP, guna mengevaluasi pelaksanaan proses pembelajaran dasar.
“Kami akan tugaskan Komisi I dan III turun ke lapangan. Kami ingin memastikan langsung apa yang sebenarnya terjadi di sekolah,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra, menyebut fenomena belum lancarnya calistung di jenjang SD tidak hanya terjadi di Klungkung, tetapi juga di sejumlah daerah lain. Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam.
“Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap metode pembelajaran. Tujuannya agar siswa kelas 1 hingga 3 tidak hanya mampu, tapi juga menikmati proses belajar calistung,” kata Tjokorda.
Menurutnya, pendidikan dasar tidak seharusnya menjadi beban bagi anak. Sebaliknya, harus menjadi fondasi yang menyenangkan dan membangkitkan semangat belajar. Pemkab Klungkung pun segera berkoordinasi dengan Disdikpora untuk merancang model pembelajaran yang lebih efektif dan adaptif terhadap kebutuhan anak usia dini.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah bukanlah fokus utama. “Sidak hanya sebagai alat kontrol. Yang lebih penting adalah bagaimana memastikan bahwa metode yang dirancang benar-benar dijalankan di sekolah dan memberi dampak nyata bagi perkembangan siswa,” pungkasnya.
(adi/sukadana)