Search

Home / Aktual / Ekonomi

Wisata Bangkit, PR Kebersihan Uji Daya Saing

Nyoman Sukadana   |    13 September 2025    |   18:39:00 WITA

Wisata Bangkit, PR Kebersihan Uji Daya Saing
Wisatawan mancanegara menyusuri kawasan wisata di Bali, mengenakan kain sarung sebagai etika berkunjung; lonjakan kunjungan menegaskan pentingnya kebersihan dan mutu layanan destinasi. (foto/Kemenpar)

HARI Pariwisata Dunia 2025 mengangkat tema “Pariwisata dan Transformasi Berkelanjutan”, menegaskan bahwa pariwisata bukan hanya mesin pertumbuhan, tetapi juga wahana pembangunan adil, pelestarian budaya, dan ketahanan lingkungan. Di tengah kebangkitan kunjungan pascapandemi, kualitas kebersihan dan kesehatan destinasi kini menjadi ujian utama daya saing.

Secara global, wisatawan internasional pada 2024 mencapai 1,4 miliar, meningkat 115 persen dibanding 2023. Asia Pasifik mencatat momentum kuat, tumbuh 87 persen dibanding periode prapandemi. Di Indonesia, BPS merekam 7,05 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari–Juni 2025 atau naik 9,44 persen secara tahunan. Perjalanan wisatawan nusantara juga melonjak menjadi 105,12 juta perjalanan, naik 25,93 persen.

Kebangkitan ini bertemu langsung dengan pekerjaan rumah kebersihan. Pada pemeringkatan Travel and Tourism Development Index (TTDI), aspek kesehatan dan kebersihan Indonesia mencatat skor 3,78, masih di bawah rata-rata Asia Pasifik 4,53. Kesenjangan inilah yang menjadi fokus pembenahan agar reputasi destinasi lebih kompetitif dan pengalaman wisatawan semakin baik.

Sejalan dengan itu, kampus vokasi pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata menyiapkan serangkaian kegiatan. Politeknik Pariwisata Makassar menggagas Gerakan Wisata Bersih yang melibatkan civitas akademika dan pemangku kepentingan. Program ini menargetkan perbaikan nyata di titik-titik prioritas, dari kebersihan kawasan, pengelolaan sampah, hingga edukasi pelaku usaha dan masyarakat.

Dari Bali, Politeknik Pariwisata Bali pada 25 September 2025 menggelar TREASURE Conference bertema “Innovating Travel and Leisure: Pathways to Global Sustainability” untuk memperkuat jejaring riset dan kebijakan. Pada 19–26 September 2025, Festival Makardhi menghadirkan kompetisi pariwisata berbasis budaya dengan pesan perdamaian dan keberlanjutan lingkungan.

Di Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores menggelar Mai Hang Food Festival pada 20 September 2025 sebagai etalase kuliner lokal dan modern. Agenda gastronomi ini diharapkan memperpanjang lama tinggal wisatawan dan mendorong belanja lokal, sekaligus memperbaiki standar higienitas pelaku usaha.

Peringatan Hari Pariwisata Dunia pada 27 September menjadi momentum penegasan peta jalan hijau. Di level operasional, pemda dan pengelola destinasi didorong memperkuat kebersihan ruang publik, sanitasi, manajemen sampah, serta audit layanan higienitas di atraksi, akomodasi, dan kuliner. Di level kebijakan, target perbaikan skor kebersihan dan kesehatan perlu diterjemahkan menjadi indikator kinerja, lini pendanaan, pelatihan SDM, dan mekanisme pengawasan yang konsisten.

Dengan lonjakan kunjungan mancanegara dan domestik, standar kebersihan yang naik kelas akan menentukan kepuasan wisatawan, reputasi digital, hingga daya saing harga. Momentum pemulihan telah datang. Berikutnya, kualitas layanan yang bersih, aman, dan berkelanjutan menjadi kunci agar Indonesia tak sekadar pulih, tetapi melaju.

(sukadana)

Baca juga :
  • Badung Raih Apresiasi Nasional Peduli UMKM di HUT KompasTV
  • Stabilitas Fiskal dan Komunikasi Kebijakan Jadi Kunci Kepercayaan Pasar
  • Ekonom UGM Ingatkan Risiko Rupiah Melemah Imbas Kebijakan Menkeu Baru