Search

Home / Aktual / Ekonomi

Transportasi Laut Kayangan–Pototano Dongkrak Ekonomi dan Wisata NTB

Nyoman Sukadana   |    29 September 2025    |   01:16:00 WITA

Transportasi Laut Kayangan–Pototano Dongkrak Ekonomi dan Wisata NTB
Truk logistik keluar dari kapal penyeberangan di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, yang menjadi jalur utama menuju Sumbawa. (Dok/ASDP)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Lintasan Kayangan–Pototano di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin mempertegas perannya sebagai jalur strategis penghubung Pulau Lombok dan Sumbawa. Jalur laut yang dioperasikan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) ini bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga jembatan ekonomi dan wisata antar dua pulau besar di wilayah timur Indonesia.

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Heru Widodo, menegaskan pentingnya lintasan ini sebagai penopang utama mobilitas masyarakat sekaligus pintu masuk wisatawan ke destinasi unggulan NTB. “Lombok dan Sumbawa memiliki potensi besar dengan destinasi kelas dunia. Untuk mewujudkannya, aksesibilitas menjadi kunci, dan ASDP berkomitmen menjaga konektivitas agar wisata terus tumbuh dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujar Heru, Minggu (28/9).

Heru menambahkan, komitmen ASDP tidak berhenti pada aspek operasional. Pihaknya terus memperkuat armada, meningkatkan layanan, serta memperluas sistem reservasi digital agar penyeberangan semakin mudah diakses masyarakat dan wisatawan.“Kami percaya bahwa pariwisata hanya bisa maju dengan dukungan transportasi yang lancar, aman, dan terjangkau,” tambahnya.

Pulau Lombok dikenal dengan ikon wisata Gunung Rinjani, Gili Trawangan, dan Pantai Senggigi, sementara Sumbawa menawarkan pesona Pantai Maluk dan Gunung Tambora. Akses penyeberangan Kayangan–Pototano menjadi jalur vital yang membuka peluang wisatawan menjelajahi dua pulau dengan karakter alam dan budaya yang berbeda namun saling melengkapi.

Selain mendukung sektor pariwisata, lintasan ini juga menjadi penopang penting distribusi logistik. Komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, hingga hasil laut setiap hari bergerak melalui jalur ini, memperkuat rantai pasok dan menjaga stabilitas ekonomi regional.

Data ASDP mencatat, periode Januari–Agustus 2025, lintasan Kayangan–Pototano telah melayani 889.682 penumpang dan 252.973 unit kendaraan. Sepeda motor mendominasi dengan 117.643 unit, diikuti mobil pribadi sebanyak 72.412 unit. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap moda penyeberangan laut.

Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan perusahaan tengah mendorong konsep transformasi kawasan pelabuhan agar tidak hanya berfungsi sebagai terminal, tetapi juga destinasi wisata.“Melalui program waterfront destination, ASDP mengubah wajah pelabuhan menjadi kawasan modern dan terpadu, menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan,” katanya.

Shelvy mencontohkan sukses pengembangan kawasan Marina Labuan Bajo yang kini menjadi ikon pariwisata bahari terintegrasi. Kawasan tersebut terhubung dengan Hotel Meruorah Komodo dan Landmark Phinisi, serta pernah menjadi lokasi penyelenggaraan ajang internasional seperti KTT ASEAN dan rangkaian G20 Side Events.“Konsep serupa sedang kami dorong untuk pelabuhan Kayangan, agar menjadi magnet wisata baru yang memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.

ASDP juga menekankan pentingnya aspek keselamatan dan ketepatan jadwal dalam setiap operasional. Jadwal keberangkatan reguler 24 jam, kesiapan kru kapal, serta prosedur keselamatan menjadi prioritas dalam menghadirkan layanan transportasi laut yang andal dan manusiawi.

Heru Widodo menutup dengan penegasan, lintasan Kayangan–Pototano bukan hanya tentang transportasi antarpulau, tetapi juga simbol konektivitas bangsa.“Kayangan–Pototano adalah jembatan laut yang menyatukan masyarakat, memperkuat pariwisata, sekaligus menggerakkan roda ekonomi. Inilah wujud kontribusi ASDP sebagai garda terdepan konektivitas Nusantara,” tandasnya.

(riki/sukadana)

Baca juga :
  • UGM Dorong Porang Jadi Sumber Pangan Alternatif Nasional
  • Gondola Turyapada Tower Siap Jadi Magnet Wisata Baru Bali Utara
  • Dua Kebijakan Awal Menkeu Baru: Rp200 Triliun dan Magang Lulusan