DENPASAR – Helatan Porprov Bali XIII di Gianyar September mendatang, konsisten bakal dijadikan ajang pembinaan dan pengejaran prestasi bagi para regenerasi atlet bertalenta bagi KONI Bali. Hal itu karena bermuara pada pencapaian prestasi puncak pada PON XX Papua 2020 nanti. “Regenerasi atlet bertalenta ini penting, karena sudah menjadi mekanisme para juara Porprov Bali nantinya, harus bisa turun di PON Papua. Dan bukan atlet lainnya lantaran juara poprov Bali usianya sudah lewat dari aturan batas usia di PON Papua nanti,” ujar Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Sabtu (3/6). Karena itulah, pihaknya dan pengurus KONI Bali sepakat memutuskan jika batasan usia atlet yang boleh turun di Porprov Bali usianya harus 3 tahun lebih muda dari aturan PON dengan acuan PON Jawa Barat Jabar 2016 silam. “Itu langkah antisipasi dan realita yang harus dijalankan, sehingga ketika Porprov Bali atlet itu juara, maka di PON Papua masih bisa turun karena usiangan sudah masuk dengan aturan batas usia nantinya,” sebutnya. Mantan Ketua Umum KONI Badung itu sendiri juga mengakui jika hal itu sudah diterapkan di daerah lainnya. Dicontohkan untuk Jawa Timur, Porprov Jawa Timur malah membatasi batas usia atlet yang boleh turun maksimal 21 tahun. Itu diberlakukan untuk semua cabang olahraga (cabor) yang ambil bagian. “Kami tidak meniru Jawa Timur, tapi memang sudah saatnya harus diberlakukan. Hanya kami mengikuti batasan cabor yang ditentukan oleh PP cabor atau acuan PON di Jawa Barat silam,” cetus Suwandi. Lantas adakah cabor lainnya yang protes selama pemberlakuan batas usia itu ? Dirinya mengaku jika semua cabor memaklumi dan paham akan kepentingan batas usia tersebut. Meski demikian, Suwandi tak memungkiri jika ada cabor yang tidak ada batas usianya, sesuai di ajang PON. “Itulah langkah KONI Bali yang bertujuan membina regerasi atlet bertalenta dalam mengejar prestasi,” demikian Suwandi. (AR)
Baca juga:
Mabuk Jamur Berujung Maut