Siswa SD Dwijendra Diberikan Les Privat Bahasa Inggris Gratis di Rumah
DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Meski di tengah pandemi Covid-19 tak menghalangi Yayasan Dwijendra terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan mutu lulusan mereka. Selanjtunya, mereka pun melakukan evaluasi metode sistem pendidikan dari tingkat TK/PAUD hingga perguruan tinggi.
Hasilnya, sejumlah program berhasil dirancang dalam upaya mendukung tujuan tersebut. Salah satunya menjadikan sekolah berlandaskan agama Hindu dengan kualitas internasional, yakni dengan memperkenalkan siswa kelas 1 SD Dwijendra dengan bahasa Inggris.
Tanpa tanggung-tanggung, pihak yayasan mengandeng dosen dan mahasiswa Universitas Dwijendra sebagai guru privat, yang bakal turun langsung ke rumah-rumah orangtua siswa untuk memberikan pelajaran bahasa Inggris kepada peserta didiknya. Menariknya, les privat ini diberikan secara cuma-cuma alias gratis tanpa bayar.
“Yayasan Dwijendra merupakan yayasan murni yang bergerak sosial dibidang pendidikan berlandaskan agama Hindu dengan kualitas internasional. Jadi, di tengah pandemi ini kami membuat kebijakan dengan mengratiskan uang gedung, menurunkan SPP, les privat gratis, dan juga menyediakan laptop gratis untuk siswa kelas I SD,” ujar Ketua Yayasan Dwijendra, Ketut Wirawan di Denpasar, Rabu (15/7).
Sementara itu, Rektor Dwijendra Gede Sedana menyampaikan, guna mendukung program yayasan, pihaknya pun menindaklanjutinya dengan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) antara guru-guru SD dengan dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
“Bapak ketua yayasan menginginkan lulusan SD Dwijendra ke depannya memiliki lulusan berkualitas internasional, namun tidak melupakan budaya Bali itu sendiri. Dan kami di universitas yang mencetak guru di FKIP membantu untuk mewujudkan itu, sehingga kami sepakat untuk mengkolaborasikan ini,” bebernya.
Menurutnya, program itupun akan dimulai dengan siswa yang baru duduk di kelas I SD ini. Kata dia, yang dilakukan pertamakali adalah pembenahan metode pembelajaran dengan menyediakan media pembelajaran yang bagus. “Jadi siswa SD ini diajarkan tidak seperti guru konvensional lainnya. Tetapi diajak bermain sesuai dengan materi pembelajaran,” jelasnya.
Sesuai dengan intruksi Kemendikbud tentang belum diperbolehkannya pembelajaran tatap muka secara langsung, pihaknya pun telah menyiapkan media pembelajaran dalam bentuk flash disk. Pertimbangannya, kata dia, jika memanfaatkan aplikasi secara virtual, maka akan memberatkan para orangtua siswa untuk pembelian kuota.
“Jadi jika kontennya dalam bentuk flash disk, maka pembelajarannya bisa dilakukan kapan saja. Dan jika ada yang tidak mengerti, maka disitulah para dosen kami akan turun membantu. Sehingga pelayanan lah yang kami tingkatkan, kapan saja dan di mana saja,” tandasnya. (BAS/PDN)