JEMBRANA, PODIUMNEWS.com – Politik bagi I Gede Ngurah (IGN) Patriana Krisna merupakan pilihan. Mengikuti jejak ayahnya, Prof. Gede Winasa, demi politik rela menanggalkan statusnya sebagai aparatur sipil negara (ASN). “Hidup adalah pilihan” kata Wabub Jembrana IGN Patriana Krisna, beberapa hari lalu. Sebagai anak biologis Winasa, darah politik memang sudah mengalir dalam tubuhnya, bahkan ketika ayahnya usai menjabat dua periode sebagai bupati Jembrana tahun 2010, Patriana yang tercatat sebagai ASN di Pemkab Kediri langsung tampil sebagai cabup Jembrana. Cuma saat itu dewi fortuna belum berpihak, sehingga harus rela menunda sementara kemenangannya. Kegagalan itu tak pernah membuatnya putusasa apalagi patah arang, justru kegagalan itu dimaknai sebagai cambuk untuk terus menambah wawasan politiknya. Putra sulung Winasa ini mengaku tak akan pernah menyesal meninggalkan jabatannya sebagai ASN, walaupun golongannya sudah lumayan tinggi golongan IV. Karena selama ini dia tak pernah berfikir dapat apa dari jabatannya itu, tapi apa yang bisa diperbuat dengan jabatannya itu. “Saya tak perfikir dapat apa dari jabatan itu, apalagi berfikir memanfaatkan jabatan. Justru saya selalu berfikir apa yang bisa saya perbuat dengan jabatan itu,” tegasnya. Saat di birokrat , Patriana memang hanya berkutat pada hal - hal yang bersifat birokrasi administratif. Beda dengan jabatan sebagai wabup (pimpinan daerah), yang penuh tantangan sehingga diperlukan pemikiran yang visioner. Dalam posisi saat ini lebih banyak dituntut action dalam mengatasi masalah masalah sosial masyarakat. Ketika masih sebagai ASN, tugas -tugas sudah diatur sesuai jobdiscription, sehingga tinggal bekerja sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan. Sekarang sebagai wakil bupati, tugas dan tanggungjawab jauh lebih luas dan penuh tantangan sehingga diperlukan inovasi cara berfikir. Seperti telah diatur dalam ketentuan UU No.32 tahun 2004 bahwa wakil bupati bertugas membantu bupati kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam urusan administratif ( pelayanan). Bersama sama dengan bupati menciptakan kesejahteraan masuarakat. Tidak lagi ada istilah wakil bupati sebagai “ban serep”, tetapi membantu dan bersama sama menyelenggarakan pemerintahan daerah. Menyinggung langkah taktis yang akan dilakukan di 100 hari awal pemerintahannya, Patriana tak banyak pasang target. Yang jelas di 100 hari pemerintahannya, berusaha untuk bisa mengenal lebih dekat dengan masyarakat melalui kegiatan yang dilaksanakan okeh masyarakat maupun pemerintah. Selain itu memgembalikan kemeriahan kota, dengan mengevaluasi kondisi perkotaan baik pertamanan, lampu dan penataan perwajahan kota. “Dalam waktu tiga bulan kedepan kami harus berbagi tugas dengan bapak bupati sehingga peogres bisa tercapai sesuai target,” jelasnya. (ISU/RIS/PDN)
Baca juga :
• Koster: Bung Karno Milik Bangsa, Bukan Partai
• Trump Gunakan Serangan Terbatas untuk Tekan Iran
• WTP Saja Tak Cukup, Pemkab Tabanan Fokus Benahi PAD