Diversifikasi Pendapatan, Saatnya Pertanian Diperhatikan
BADUNG, PODIUMNEWS.com – Pandemi covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 lalu, sampai saat ini masih samgat dirasakan dampaknya bagi masyarakat maupun pemerintah.
Badung yang selama ini mengandalkan pendapatannya dari sektor pariwisata, satu-satunya daerah yang paling merasakan dampak covid tersebut. Akibat covid, pendapatan Badung turun signifikan, sehingga pemerintah Badung (eksekutif dan legislatif) berjibaku melakikan inovasi untuk tetap bisa menjamin masyarakatnya eksis dan pembangunan tidak stagnan.
Wakil Ketua I DPRD Badung, Wayan Suyasa,S.H., di sela-sela sidang penetapan kebijakan umum APBD 2022 beberapa waktu lalu mengakui banyak sektor terdampak Pendemi Covid.
Politisi Golkar yang pernah 17 tahun bergelut di dunia pariwisata ini mengakui, selama ini pendapatan Badung didominasi (sekitar 87%) melalui sektor pariwisata.
Seiring redupnya sektor pariwisata akibat pendemi covid ini, maka APBD Badung ikut terpengaruh.
Memgambil hikmah dari covid inilah, Suyasa yang saat ini dipercaya menahodai Golkar Badung mulai memikirkan bahwa kedepan Badung tidak bisa hanya bertumpu pada sektor pariwisata untuk mendukung pendapatan daerah.
Sektor lain seperti pertanian harus mulai diperhatikan. Ini bukan berarti selama ini Badung mengabaikan sektor pertanian, tapi sektor ini harus mendapat porsi yang lebih dari sebelumnya.
“Selama ini kita sudah perhatikan sektor pertanian, kedepan porsinya harus ditambah lagi sehingga bisa lebih profesional,” katanya.
Lelaki yang Februari lalu genap berusia 50 tahun ini, mengakui tantangan paling berat membangun sektor pertanian adalah selain terus menyusutnya lahan pertanian juga penanganan pascapanen.
Dari data Dinas Pertanian yang ada, kata Ketua DPD Golkar Badung ini, lima tahun terakhir terjadi penyusutan lahan pertanian 95 hektat.
“ Dalam lima tahun terakhir terjadi penyusutan lahan pertanian 95 hektar. Sementara lahan yang masih produktif saat ini sekitar 9.593 hektar,” kata politisi yang digadang-gadang maju sebagai cabup Badung pada pemiku 2024 nanti.
Dikatakan, penyusutan lahan terjadi akibat terbangunnya rumah-rumah penduduk serta bangunan yang berorientasi profit seperti di Kuta Utara, sebagaian Kecamatan Mengwi dan Abiansemal,” katanya.
Untuk itulah kedepan pembangunan sektor pertanian tidak sekadar wacana, tapi harus dibarengi dengan action plan. Selain tetap bisa mempertahankan lahan pertanian melalui awig -awig subak, petani juga harus disuport saprodi ( mulai benih, pupuk dan obat-obatan). Setelah itu, pemerintah harus berani memfasilitasi saat masa panen kepada steakeholder seperti kerjasama dengan hotel, membangun pasar-pasar hasil pertanian.
“Melalui suporting dan action plan ini, kita harapkan bisa memutus rantai tengkulak yang selama ini menjadi beban petani,” katanya. (EDY/RIS/PDN)