Podiumnews.com / Aktual / Politik

DPRD Bali Desak PTM Bisa Segera Digelar

Oleh Podiumnews • 15 September 2021 • 19:38:07 WITA

DPRD Bali Desak PTM Bisa Segera Digelar
Ketua Komisi IV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta. (Foto: Istimewa)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Komisi IV DPRD Bali yang membidangi pendidikan meminta agar Dinas Pendidikan Provinsi Bali segera mengambil langkah dengan menetapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Hal itu berdasar pada turunnya PPKM Bali dari Level 4 ke Level 3 serta banyaknya permintaan para orang tua murid untuk PTM lantaran sudah kuwalahan dengan sekolah secara online dan siswa merasa bosan.

"Kami di Komisi IV DPRD Bali telah sepakat, apabila PPKM di Bali pada level 3, kami minta Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga untuk segera menetapkan pembelajaran melalui tatap muka," kata Ketua Komisi IV DPRD Bali Gusti Putu Budiarta, Rabu (15/9).

Menurutnya, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada Sidang Paripurna DPRD Bali dahulu, selama masih berlangsung Pandemi, pembelajaran akan dirancang dengan model Hybird dan Learning. Pembelajaran tersebut berlaku untuk seluruh jenjang mulai SD, SMP, SMA/SMK di kabupaten/kota.

Metode pembelajaran Hybird dan Learning adalah gabungan dari dua model pembelajaran siswa sekolah yakni pembelajaran yang sudah biasa dilakukan yakni tatap muka atau face to face antara siswa dengan guru di sekolah. Ditengah terjadinya Pandemi Covid-19, semua siswa harus melaksanakan pembelajaran secara online.

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara online mulai dari pemberian instruksi, interaksi proses belajar mengajar hingga pemberian nilai juga diberikan secara online. Semua unsur tatap muka dihilangkan dengan harapan tidak ada klaster baru dalam dunia pendidikan dimasa pandemi.

Saat ini teknologi sudah canggih dan bisa dimanfaatkan untuk sektor pendidikan. Sehingga metode online dan offline dapat diterapkan kedepannya. Bahkan, saat Pandemi berakhir, metode tersebut tak menutup kemungkinan dapat diterapkan. Meski demikian, apakah nantinya penerapannya dengan pembatasan jumlah siswa, yakni dengan 50 persen Hybird dan 50 persen Learning.

Artinya 50 persen dari jumlah siswa pembelajarannya secara online dan 50 persen lagi pembelajarannya dilakukan secara tatap muka dan sewaktu-waktu bisa dilakukan rotasi  ketika pembelajaran Hybrid Learning ini bisa diterapkan. Sehingga ketika sistem pembelajaran ini bisa diterapkan dipastikan siswa bisa hadir ke sekolah 2 sampai 3 kali ke sekolah bertemu dengan guru dalam waktu seminggu.

Namun, khusus untuk siswa SMK yang memang harus mengikuti praktek langsung, maka PTM harus dilakukan. Misalnya saja, jurusan Tata Boga, Tata Hidangan, Akomodasi Perhotelan. Ini dilakukan supaya ada keseimbangan antara teori dengan praktek. Dan begitu lulus sekolah, siswa benar-benar menguasai keahlian sesuai bidangnya.

"Kondisi saat ini harus dilaksanakan, pihak sekolah maupun murid harus mampu beradaptasi dengan model pembelajaran secara Hybrid Learning dan harus ada kesepakatan antara orang tua siswa dengan pihak sekolah sehingga bisa berjalan dengan baik," akunya.

Terakhir, Gung Budiarta menegaskan bahwa Komisi IV DPRD Bali sangat mendukung metode pembelajaran Hybird dan Learning. Lebih dari itu, metode tersebut sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pendidikan RI. Dalam sistem pembelajaran Hybrid Learning dipastikan akan ada kendala khususnya pada daerah-daerah yang tidak  memiliki sarana dan prasaran pendukung sistem pembelajaran tersebut. Seperti halnya dalam akses internet pada daerah-daerah pedesaan.

"Kalau daerah perkotaan dipastikan bisa dengan mudah akan mengakses internet dan kita harapkan pemerintah juga tetap dapat menyiapkan uang paket kuota," tutupnya. (RYN/RIS/PDN)