Parta: Bank Pemerintah Harus Beri Kredit Recovery Pelaku Pariwisata Bali
JAKARTA, PODIUMNEWS.com – Menghadapi kondisi pandemi Covid-19, Bali yang mayoritas ekonominya mengandalkan pariwisata sangat mengalami kontraksi karena wisatawan tidak bisa datang.
Hal itu membuat pelaku pariwisata di Bali memutar otak untuk dapat bertahan. Akibatnya, banyak perusahan mengalami stagnasi atau bahkan kebangkrutan.
Saat ini, dengan kondisi Covid-19 yang telah membaik, pemerintah telah memberikan kebijakan untuk membuka dan mempermudah aturan bagi wisatawan untuk datang ke Bali. Kondisi ini memberikan angin segar bagi para pelaku pariwisata Bali untuk dapat kembali bangkit.
Namun, Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta menyebut saat ini para pelaku usaha di Bali seperti hotel, restoran dan akomodasi pariwisata itu terkendala dengan permodalan untuk bisa me-recovery usahanya dalam rangka menyabut kedatangan wisatawan.
“Saya banyak di hubungi oleh para pengusaha akomodasi pariwisata lokal berkaitan dengan kendala tambahan kredit di Bank pemerintah. Tadi sudah saya sampaikan dalam RDP dengan Dirut utama Bank-bank Himbara Bank BRI, Mandiri, Bank BNI dan BTN,” kata Parta dalam keterangannya usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama (Dirut) Bank Himbara, Rabu (30/3).
Hadir dalam rapat itu, Direktur Utama Bank BRI, Sunarso, Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank BNI, Silvano Winston Rumantir, Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo.
Menurut Parta, pemerintah harus hadir lewat bank Himbara menyelamatkan ekonomi Bali dengan memberikan kredit recovery agar pelaku pariwisata dapat memperbaiki semua fasilitas dan pelayanannya.
“Kredit Recovery harus diberikan oleh bank-bank pemerintah. Beri kemudahan kepada pengusaha lokal, hanya bank pemerintah yang bisa melakukan ini. Kalau berharap dari bank swasta kan nggak mungkin,” ungkapnya.
Diawal Covid-19, menurutnya, para pengusaha itu juga telah mengajukan program restrukturusasi dalam jangka 3 sampai 6 bulan, tetapi ternyata Covid-19 berjalan lebih dari 2 tahun.
“Setelah 2 tahun lebih Covid-19, hotel, restoran, dan akomodadi pariwisata tutup, sekarang mau bangkit kembali seiring mulai berdatangan wisatawan ke Bali,” ungkap Parta.
“Namun pihak bank Himbara tidak responsif karena masih menggunakan syarat kredit ketika suasana normal. Padahal kondisi Bali tidak normal, penanganannya harus ekstra, jangan standar,” ujarnya.
Menanggapi itu, Dirut BNI Silvano Winston Rumantir mennyebut akan memeberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk melakukan pengajuan kembali kredit, tetapi pihaknya juga akan tetap melakukan analisa usaha sebelum memberikan pinjaman.
"Kita akan minta nasabah untuk mengajukan ulang, akan dilihat permasalahannya struktural atau tidak, jika cash flow nya masih memungkinkan di bantu, kami akan bantu. Karena kita juga ingin nasabah kita hidup, tumbuh berkembang makin besar. Kita akan pisahkan antara yang karena krisis Covid-19 dan sebelum covid-19," katanya. (Ricky)