Dicuekin PDIP, Ganjar Malah Laris
KADER PDIP yang menjabat Gubernur Jawat Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo kian moncer dalam bursa kontestasi calon presiden (Capres) untuk Pemilu 2024. Meski begitu, ia justru berulang kali dicuekin partainya sendiri.
Bahkan bukan cuma dicuekin, Ganjar secara berulang malah diserang oleh sesama elit kader PDIP loyalis Puan Maharani yang tak lain putri kandung sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri.
Seperti misalanya, ia tak diundang oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam acara pengarahan penguatan partai menuju Pemilu 2024 di Panti Marhaen Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021) lalu.
Ketidakcocokan Puan terhadap Ganjar, konon muasalnya gara-gara tingkat popularitas dan elektabilitas pria berambut uban itu lebih mentereng ketimbang putri mahkota PDIP menjabat ketua DPR RI tersebut. Karena Puan sendiri digadang-gadang akan diusung PDIP sebagai capres dan sekaligus menggantikan posisi sang ibu sebagai ketua umum partai.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil survei Capres 2024 dari berbagai lembaga survei menyebutkan nama Ganjar Pranomo selalu berada dalam urutan empat teratas. Namanya sering kali bersaing ketat dengan berada di peringkat kedua setelah Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, lalu disusul Anies Baswedan (mantan gubernur DKI Jakarta) dan Ridwan Kamil (gubernur Jawa Barat). Sedangkan Puan sendiri sangat jauh tertinggal di belakangnya.
Alhasil, Ganjar yang dicuekin partainya sendiri justru malah laris manis dilirik oleh partai politik lain termasuk kelompok relawan Jokowi. Misalnya seperti baru-baru ini, pada Senin, 3 Oktober 2022, PSI mendeklarasikan Ganjar sebagai capres yang mereka usung untuk Pilpres 2024 nanti.
Setelah PSI, disusul DPW PPP dan PAN Nusa Tenggara Timur (NTT) mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Deklarasi itu berlangsung Minggu (16/10).
“Dengan mengucapkan Bismillah Hirohmannirohim, menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029,” kata Wakil Ketua DPW PPP NTT, Ramli Muda didampingi Ketua DPW PPP NTT Djanudin Lonek saat membacakan pernyataan deklarasi.
Keputusan bakal diserahkan ke pengurus PPP dan PAN tingkat pusat. Mengenai PPP, keputusan pengurus NTT itu akan diberikan kepada Plt Ketua Umum Mardiono.
Tak berbeda dengan alasan PSI, DPW PPP dan PAN NTT menganggap Ganjar sebagai tokoh nasional sejati, negarawan dan memiliki kesamaan visi misi untuk melanjutkan program kerja Presiden Joko Widodo.
Sehari sebelumnya, PAN NTT juga mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Deklarasi tersebut dipimpin Ketua DPW PAN NTT Awang Notoprawiro, yang dihadiri seluruh pengurus DPW NTT maupun DPC di Kupang, Sabtu (15/10/).
Pindah Parpol
Ganjar Pranowo memiliki potensi pindah ke partai politik (parpol) lain jika PDIP tak mengusungnya sebagai calon presiden di 2024. Ganjar memiliki modal besar dengan selalu mengantongi elektabilitas tertinggi dalam sejumlah survei baru-baru ini.
Adanya potensi Ganjar Pranowo pindah parpol disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Hastjarjo. Ia meyakini Ganjar maupun figur capres-cawapres lain sudah mempunyai kalkulasi politik sendiri. Termasuk dalam berbagai manuver politik yang dilakukan belakangan ini sebagai bagian tes air.
“Para politikus itu luar biasa dalam menghitung kekuatan. Pasti mereka menghitung. Perhitungan seperti apa, kita tak tahu. Apalagi masih sekian tahun lagi. Ini baru membangun citra, sebuah testing the water,” tuturnya.
Hastjarjo menjelaskan dunia perpolitikan di Tanah Air terbilang sangat dinamis beberapa periode terakhir. Sebuah keputusan politik bisa diambil para elite parpol dan berubah dalam hitungan hari, bahkan menit hingga detik. “Artinya bisa terjadi apa pun, dan bisa berubah dalam kondisi apa pun. Karena pasti mereka [elite politik] akan menghitung,” urainya.
Hastjarjo melihat apa yang dilakukan para tokoh politik saat ini yakni menguji konstituen atau calon pemilih. Hasil dari berbagai manuver yang dilakukan akan menjadi parameter menentukan pilihan.
“Para tokoh pasti sudah punya langkah-langkah cadangan. Nek ora sida, pasti enek alesane, dan pasti alasannya masuk akal. Semua bisa terjadi. Bahkan termasuk saat muncul isu banteng-celeng, itu dinamika,” katanya.
Soal kemungkinan konflik internal PDIP antara kubu Puan Maharani dengan kubu Ganjar hanya gimmick atau setingan, Hastjarjo tak menampiknya. Sebab menurut dia manuver semacam itu lumrah dilakukan.
“Itu juga bisa [gimmick]. Etok-etok gen ana kontroversi, padahal ora. Bisa jadi begitu. Bahwa ternyata tak ada kontroversi, tak ada pertentangan. Tapi sebenarnya sesuatu yang sudah diatur sedemikian rupa. Bisa saja begitu,” tututpnya. (ris/sut)