Search

Home / Aktual / Politik

JADI Bali: Gaya Kampanye Pemilu 2024 Harus Kreatif

Adi Saputra   |    16 Desember 2022    |   13:32:00 WITA

JADI Bali: Gaya Kampanye Pemilu 2024 Harus Kreatif
Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JADI) Provinsi Bali, I Ketut Udi Prayudi (foto/dok Udi Prayudi)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JADI) Provinsi Bali, I Ketut Udi Prayudi menjelaskan jumlah pemilih muda saat ini sangat banyak, dengan demikian Parpol harus mampu memaksimalkan jumlah besar tersebut dengan strategi menarik dalam menggaet hati pemilih muda.

"Karena utamanya pemilih muda, maka gaya kampanye harus kreatif dan masuk ke hal yang bersifat disukai kalangan mereka, seperti penggunaan media sosial contohnya, karena disanalah ceruk besar untuk meningkatkan elektabilitas dan keterpopuleran suatu tokoh ataupun Parpol," jelas Udi Prayudi, saat ditemui di Rumah Kebangsaan & Kebhinekaan Pasraman Satyam Eva Jayate, Denpasar, Kamis (15/12).

Udi Prayudi yang merupakan mantan Anggota KPU Provinsi Bali periode 2008-2013 ini memprediksi gaya kampanye parpol yang bersifat euforia seperti pengumpulan massa akan kurang efektif dilakukan saat ini.

"Karena hal itu hanyalah semacam euforia sesaat saja. Saya rasa lebih baik mengedukasi melalui media sosial dengan program-program yang menarik," imbuhnya.

Selain itu ia menjelaskan ketertarikan pemilih juga berkaitan dengan calon Presiden yang akan diusung Parpol pada Pilpres mendatang.

"Efek ekor jas atau coattail effect yang dimaknai sebagai pengaruh figur calon Presiden dalam meningkatkan suara partai di Pemilu, saya kira masih akan kuat untuk mempengaruhi minat pemilih. Dan ini yang perlu diperhatikan oleh Parpol khususnya di Bali, terutama melihat calon yang memiliki elektabilitas tinggi dan disukai masyarakat disini, seperti saat efek Jokowi pada 2019 lalu," jelas Udi Prayudi.

Lebih lanjut, Udi Prayudi menambahkan, terkhusus di Bali partai-partai berideologi nasionalis tampaknya masih memiliki efek kuat di hati masyarakat pemilih.

"Ideologi juga mempengaruhi ketertarikan pemilih, dan di Bali saya rasa seperti pemilu-pemilu sebelumya partai nasionalis tetap jadi pilihan," terangnya.

Menurut Udi Prayudi, tantangan partai-partai baru kedepan akan lebih berat, terhitung ada 3 partai baru yang akan mewarnai pesta demokrasi tahun 2024, yaitu Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Buruh, hingga Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

"Terutama melihat cengkraman yang begitu kuat dan mengakar dari partai yang berkuasa di Bali begitu terasa di masyarakat, tetapi potensi partai baru untuk mendulang suara itu tetap ada, hanya perlu strategi dan usaha yang lebih. Terutama saat bertarung di kabupaten-kabupaten di Bali, yang selama ini telah digenggam dan menjadi basis massa partai penguasa, namun jalan terbaiknya ialah memaksimalkan di daerah pemilihan yang heterogen seperti di Kota Denpasar," jelas Udi Prayudi. (adi/sut)


Baca juga: Pemerintah Diminta Definisikan Ulang Kata ‘Tingkat Kemiskinan’