Gelora Bali: Politik Saat Ini Didominasi Orang Tua
DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora Bali, H Mudjiono, mengungkapkan politik di Indonesia dewasa ini didominasi oleh orang-orang senior (berumur tua).
"Bahkan senior-senior ini sudah menjabat empat sampai lima periode, sehingga tidak ada peluang atau panggung bagi anak muda untuk memperjuangkan gagasan-gagasan anak muda untuk pulau Bali ataupun Indonesia. Kalau begini terus bisa ada generasi yang terpotong," kata Mudjiono saat ditemui di Kantor Gelora Bali, Jumat (16/12).
Ia menambahkan, dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi anak muda, keterlibatan aktif anak muda sangat penting. Menurutnya salah satu contoh persoalan anak muda kini adalah tentang minimnya ketersedian lapangan kerja yang membuat anak muda hari ini mengalami kegalauan.
"Ketersedian lapangan kerja ini kan menimbulkan kegelisahan bagi anak muda. Ini bisa diselesaikan ketika ada terobosan-terobosan politik. Terobosan inilah yang harus diperjuangkan oleh anak muda. Kalau kita berharap sama generasi tua tidak mungkin ini," ungkap Mudjiono.
Lebih lanjut Mudjiono menjelaskan, Partai Gelora Bali membuka ruang seluas-luasnya bagi anak muda untuk terjun ke arena politik pada Pemilu 2024 melalui Partai Gelora. "Kita ingin memberi warna dalam politik Bali dengan keterlibatan anak muda di politik," terangnya.
"Anak muda jangan lagi memandang politik itu hightcost, menghalalkan segala cara, berpolitik itu menakutkan. Tapi harus dirubah dengan pandangan politik itu adalah pintu yang luar biasa yang memberikan kebaikan bagi semua orang," imbuhnya.
Lebih jauh, Mudjiono mengatakan keterlibatan anak muda dalam politik sejauh ini masih minim. Hal ini ditandai dengan mayoritas kursi parlemen baik di provinsi maupun kabupaten/kota di Bali masih diduduki oleh dewan-dewan yang sudah berusia tua.
Menurutnya, minimnya keterlibatan anak muda dalam arena politik membuat regenerasi kepemimpinan tidak berjalan. Disamping itu, minimnya keterlibatan anak muda juga mengakibatkan kepentingan dan persoalan anak muda tidak bisa diakomodir dengan maksimal. (adi/sut)