Podiumnews.com / Aktual / Politik

Aktivis Soroti Minimnya Partisipasi Perempuan Dalam Pemilihan DPD Bali

Oleh Adi Saputra • 07 Januari 2023 • 18:30:00 WITA

Aktivis Soroti Minimnya Partisipasi Perempuan Dalam Pemilihan DPD Bali
Aktivis perempuan Putu Asrinidevi (foto/istimewa)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Aktivis perempuan Putu Asrinidevi, menyoroti minimnya partisipasi perempuan dalam kontestasi pemilihan anggota DPD RI Dapil Bali pada Pemilu 2024. Ia menilai fenomena tersebut diakibatkan oleh anggapan, bahwa dunia politik sangat identik dengan laki-laki.

Menurutnya, persepsi seperti demikian membangun pandangan, seolah-olah antara perempuan dan politik, dianggap sesuatu yang tidak bisa dihubungkan satu sama lain. Sehingga membuat perempuan enggan terjun ke politik.

"Padahal kesejahteraan dan perjuangan perempuan itu sangat ditentukan diruang-ruang politik seperti DPR dan DPD. Melalui sebuah kebijakan politik perempuan bisa mengubah nasib dan golonganya. Oleh karena itu terlibatnya perempuan dalam politik sangat penting untuk kesejahteraanya," jelas Asrinidevi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (06/01).

Asrinidevi juga menyayangkan, minimnya partisipasi perempuan dalam pencalonan anggota DPD di Pemilu 2024. Padahal menurutnya, keterlibatan perempuan dalam politik penting untuk memperjuangkan kesejahteraan golongannya.

Seperti diketahui dari total 22 bakal calon DPD RI Dapil Bali, hanya ada satu Bacaleg perempuan yang mendaftar, sementara sisanya adalah laki-laki.

Lebih lanjut, Asrinidevi mengatakan beban ganda yang ditanggung oleh perempuan juga menjadi faktor penting yang menghambat perempuan untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Disamping berkewajiban mengurusi aktivitas-aktivitas rumah tangga, perempuan juga dituntut untuk melakukan aktivitas ekonomi.

"Disamping aktivitas rumah tangga seperti mengasuh anak, membersihkan rumah, memasak. Terkadang perempuan juga dituntut untuk melakukan aktivitas ekonomi. Sehingga dengan beban ganda ini membuat perempuan enggan bersentuhan dengan dunia politik yang memang secara pekerjaan sangat padat," ujarnya.

"Terlebih perempuan Bali juga dihadapkan pada tanggung jawab adat dan budaya, yang barangkali atas tanggung jawab tersebut membuat perempuan enggan untuk masuk politik. Oleh karena itulah ruang politik diisi oleh laki-laki," imbuhnya.

Asrinidevi menilai, keterlibatan perempuan di ruang DPD RI sangat penting untuk menyuarakan hak-hak perempuan Bali, seperti ihwal kesejahteraan dan kehidupanya. Lantaran lembaga DPD RI sangat strategis sebagai medan untuk perjuangan perempuan.

"Dalam catatan sejarah kepemiluan Bali. Tercatat baru 1 perempuan yang berhasil lolos dalam pemilihan DPD RI yaitu ketika 2004 dengan terpilihnya Ida Ayu Agung Mas sebagai anggota DPD RI Dapil Bali. Padahal sebagai lembaga DPD RI juga sangat strategis untuk perjuangan perempuan. Melalui lembaga ini perempuan bisa memberikan rekomendasi kepada eksekutif dan DPR " jelasnya. (adi/sut)