Podiumnews.com / Aktual / Edukasi

Rendahnya Angka Generasi Muda Lanjutkan Kuliah

Oleh Podiumnews • 01 Februari 2023 • 17:53:00 WITA

Rendahnya Angka Generasi Muda Lanjutkan Kuliah
Ilustrasi kuliah (foto/pixabay)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin Husin menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya data angka yang menunjukan remaja atau generasi muda yang tidak melanjutkan pendidikan mereka dari sekolah menengah atas ke jenjang perkuliahan.

Keprihatinan itu disampaikan Djohar saat Rapat Dengar Pendapat Umum Panja Perguruan Tinggi Komisi X DPR RI dengan Kelompok/Komunitas Mahasiswa Berprestasi di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Rabu (1/2) di Jakarta.

Menurutnya, hal ini menjadi perhatian serius bagi Komisi X DPR RI dan pemerintah untuk menyediakan pilihan dan jaminan pendidikan yang baik bagi anak bangsa.

“Nah, kita tahu bahwa umur di dalam sensus, umur 18-20 tahun itu pemuda remaja kita itu ada 29 juta. Tetapi yang masuk ke kampus hanya sekitar 8 juta. Jadi ada 21 juta yang sebaya kalian ini yang nasibnya ya kita tidak tahu. Itu menjadi keprihatinan kita untuk memikirkan mereka-mereka bagaimana masa depan mereka bisa lebih baik dari kita,” kata Djohar.

Djohar menilai, salah satu kunci keberhasilan dalam dunia pendidikan di dunia adalah dimasukkannya pendidikan karakter di sekolah. Ia kemudian mengambil contoh perbandingan pola dan suasana pendidikan di luar negeri dengan di dalam negeri, yang dinilainya sangat jauh berbeda.

”Anda bisa lihat di Barcelona, bagaimana kehidupan mereka dan juga di Malaysia. Di Malaysia kita lihat bagaimana kelakuan mereka sehari-hari dengan kondisi kita di Indonesia ini sungguh sangat berbeda. Kok mereka bisa begitu? Kok kita nggak bisa begitu? Kenapa? Karena pendidikan karakter ini mereka utamakan. Pendidikan karakter ini mereka utamakan dari mulai sekolah rendah. SR itu mereka Sekolah Rendah, di kita Sekolah Dasar, itu sudah dimulai bagaimana disiplin-disiplinnya,” terangnya.

Djohar kembali menukil sebuah penelitian yang menyebutkan anak kelas 4 SD di Indonesia mata pelajarannya sama dengan kelas 6 SD di Jepang. Hal ini dinilai terlalu berat, dan Djohar juga menegaskan pendidikan karakterlah yang harus menjadi utama ketika sekolah dasar.

 ”Di Jepang kelas 6, tapi mereka mendahulukan pendidikan karakter. Jadi coba sampaikan kepada Saudara Menteri, coba nanti pergi ke Jepang, ketemu anak-anak TK berkumpul, coba buang tisu pura-pura tak sengaja. Pasti ada anak TK itu yang mengambilnya, membuang ke tempat sampah. Mereka sudah dipelajari. Kita dari mobil mewah, keluar kulit kacang, bungkus rokok, karena tidak pernah dipelajari,” tutupnya.

Pendidikan merupakan salah satu aspek untuk mengukur majunya suatu negara. Majunya suatu negara dilihat dari berapa persen angka pendidikan tinggi di negara tersebut. Semakin tinggi persentase, maka dapat disimpulkan semakin maju pula negara tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas warga negaranya.

Indonesia Tertinggal

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahun 2021 tercatat hanya 10,61 persen golongan usia muda yang menamatkan perguruan tinggi. Angka ini menunjukan Indonesia masih tertinggal cukup jauh dari negara tetangga, seperti Malaysia yang mencapai hampir 50 persen dan Singapura 78 persen.

 Angka ini meningkat 0,25 poin dari tahun 2020 yang sebesar 10,36 persen. Persentase usia muda di perkotaan yang menamatkan pendidikan tinggi sebesar 13,09 persen. Angka tersebut lebih tinggi ketimbang di perdesaan yang hanya sebesar 7,08 persen.

Berdasarkan wilayah, kelompok usia muda di Yogyakarta secara nasional paling banyak menamatkan pendidikan perguruan tinggi yang mencapai 17,12 persen. Disusul Bali berada di peringkat kedua dengan persentase usia muda yang menamatkan pendidikan perguruan tinggi sebesar 17,03 persen. Lalu peringkat ketiga adalah Jakarta mencapai 16,42 persen.

Sementara itu, Papua menjadi provinsi dengan persentase pemuda yang menamatkan pendidikan perguruan tinggi paling rendah secara nasional dengan angka 7,15 persen. Lebih baik sedikit di atasnya adalah Lampung yang hanya berjumlah 7,93 persen dan Kalimantan Barat cuma mencapai 8,95 persen. (rik/sut)