Jadi Pejabat, Ingat Selalu Niat Mengabdi untuk Rakyat
JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Yenny Wahid mengingatkan bahwa berpolitik berarti menyediakan diri untuk mengabdi demi masyarakat.
Demikian disampaikan Yenny Wahid saat sebagai pembicara pada wibinar kegiatan Sekolah Kader Angkatan ke-4 Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Sabtu (18/3).
“Saya menyampaikan hormat kepada para kader PSI yang sudah mewujudkan keinginan untuk mengabdi demi kepentingan masyarakat. Tinggal kita harus jaga terus intensinya, niatnya. Pastikan bahwa langkah-langkah berpolitik tidak bergeser dari niat semula,” kata Yenny dikutip melalui siaran pers PSI, Sabtu (18/3).
Dengan berpolitik, ujar putri Gus Dur ini, kita punya kesempatan untuk mengubah masyarakat, membuat jejak, menorehkan nama baik.
“Tapi, untuk melakukannya perlu mental kuat. Ini bukan cuma sprint. Tapi lari maraton. Reward-nya luar biasa, yaitu perbaikan kehidupan masyarakat. Kita jangan cuma mengingat imbalan finansial kalau jadi anggota DPR, misalnya. Tapi kita harus berpikir beyond that,” ujar Yenny.
Yenny mengingatkan, ketika sudah sampai pada sebuah jabatan publik, jangan pernah lupa mengingat alasan berpolitik.
“Posisi kita di sana untuk melayani masyarakat. Dikritik, juga gak apa-apa. Ingat, kurang apa Gus Dur dikritik? Ini whole pacakage. Ada yang yang memuji, ada yang mengkritik. Yang penting intensi kita clear, jelas. Bukan untuk gagah-gagahan, bukan memperkaya diri sendiri,” kata lulusan Harvard University, AS, ini.
Jadi, kata Yenny, pesan utamanya adalah jaga intensi. Itu semua akan mengingatkan dan menguatkan dalam perjalan berpolitik.
“Menguatkan, karena kalau jatuh, kita akan bangkit lagi. Juga mengingatkan untuk tidak melakukan hal-hal terlarang,” lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PSI dan Kepala Sekolah Kader Solidaritas Indonesia, Isyana Bagoes Oka mengatakan, program Sekolah Kader terus tumbuh dan mengalami perubahan.
“Sebelumnya, Sekolah Kader hanya diikuti kader dan pengurus. Pada Angkatan ke-4 ini sudah dikuti para bakal caleg. Kami juga menambahkan materi baru terkait program unggulan PSI, untuk menyiapkan bacaleg dalam menghadapi Pemilu 2024,” ujar Isyana.
Sedangkan Sekretaris Dewan Pembina PSI dan Wamen Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala BPN Raja Juli Antoni menegaskan bahwa partai politik adalah urat nadi kehidupan berdemokrasi. Sehat atau sakitnya bangsa sangat tergantung pada parpol.
“Kalau banyak gubernur, bupati atau wali kota yang sangat medioker, moralitas publik rendah, yang paling patut disalahkan partai politiknya. Karena mereka yang melakukan kaderisasi, lalu mencalonkan kader-kader terbaiknya menjadi pejabat publik,” kata Toni. (riki/sut)