Search

Home / Aktual / Politik

Wayan Koster Beri Solusi Berkelanjutan Pertanyaan Kritis Milenial dan Gen Z Buleleng

Editor   |    18 November 2024    |   10:52:00 WITA

Wayan Koster Beri Solusi Berkelanjutan Pertanyaan Kritis Milenial dan Gen Z Buleleng
Cagub Bali nomor 2 Wayan Koster dan Cawabup Buleleng nomor 2 Gede Supriatna hadiri SIKAT di Buleleng, Minggu 17 November 2024. (Foto: pdn)

BULELENG, PODIUMNEWS.com - Ratusan Milenial dan Gen Z Buleleng mengajukan pertanyaan dan pernyataan tajam saat bertemu Wayan Koster dan Gede Supriatna pada Diskusi Memikat (Sikat) di Ranggon Sunset Poin Cafe & Bar Pantai Penimbangan Buleleng, Minggu 17 November 2024.

Koster memuji daya kritis generasi muda Buleleng. Menurut Gubernur Bali 2018-2023 ini, daya kritis kaum muda intelektual ini bertujuan untuk membangun Buleleng lebih baik dan berkelanjutan.

"Pertanyaan kaum muda sangat tajam, sangat mendalam dan bisa dikembangkan lebih komprehensif," tegas Koster.

Generasi muda melayangkan pertanyaan kritis sekaligus mengapresiasi kebijakan Koster sewaktu menjadi Gubernur Bali. Mereka memberikan masukan dan langkah-langkah konkret saat Koster dipercaya kembali memimpin Bali sebagai Gubernur Bali 2025-2030.

Seperti penegasan terkait kebijakan menjaga dan melestarikan budaya, seni, tradisi, agama serta kearifan lokal Bali.

Koster juga menyampaikan ter'kait program-program yang telah dilakukan pada periode pertama menjadi Gubernur.

Seperti melestarikan aksara Bali dalam bulan bahasa Bali, penggunaan busana adat Bali, endek Bali, mendorong ekonomi Bali dengan penggunaan produk lokal Bali, dan memperkuat seluruh desa adat.

Cita-cita Koster sangat luar biasa demi krama Bali. Anggota DPR RI tiga periode ini ingin kelak krama Bali tetap survive menghadapi perkembangan ekonomi digital yang begitu cepat.

"Tiang ingin masyarakat Bali survive dari sumber alamnya sendiri. Berdayakan ekonomi Bali agar muternya di Bali. Tiang
dorong belanja produk lokal Bali, dengan menerbitkan Pergub penggunaan produk Bali (Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali)," jelas Koster disambut tepuk tangan antusias.

Generasi muda diberikan pencerahan terkait kepemimpinan lima tahun ditengah pandemi covid-19. Penanganan pendemi di Bali era Koster menjadi yang terbaik secara Nasional. Koster bersyukur mendapat pengalaman berharga tangani pandemi yang tak pernah dialami Gubernur Bali sebelumnya.

Untuk mengapresiasi hal ini, dirinya akan membangun museum covid di Bali.

"Tiang akan buat museum Covid 19 di Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung," kata Koster.

Terkait infrastruktur strategis, Koster juga menyampaikan kelanjutan progres pembangunan shortcut Singaraja-Mengwi.

Pria asal Sembiran ini telah merancang transportasi dari dan ke Singaraja dengan harga murah. Akan disiapkan subsidi untuk shuttle bus.

"Jika shortcut sudah tuntas, jarak tempuh Singaraja Denpasar makin singkat. Bisa 1,5 jam. Seperti Jakarta ke Bekasi dan Jakarta-Bogor. Tiang akan siapkan shuttle bus disubsidi pemerintah agar murah. Siapapun bisa dari dan ke Singaraja-Denpasar. Bisa serasa seperti berlibur," jelas Koster.

Selain itu, Koster juga menjawab dengan beberapa solusi terbaik sejumlah pertanyaan generasi muda ter'kait penanganan sampah dan isu lingkungan hidup.

Koster menanggapi harapan generasi muda pelaku seni budaya di Buleleng. Mereka ingin membangun sebuah lembaga pendidikan tinggi atau institut adat istiadat Bali di Buleleng. Termasuk menyiapkan sarana prasarana untuk pendidikan bagi penyandang disabilitas.

Koster menilai diskusi memikat (Sikat) di Buleleng merupakan kegiatan diskusi positif melibatkan generasi muda dalam pembangunan Bali. Generasi muda akan dilibatkan mengimplementasikan program pembangunan Bali.

"Before and after, kegiatan positif seperti ini akan kami dukung dan lakukan setelah kami dipercaya krama Bali," katanya.

Kegiatan Sikat di Buleleng antusias diikuti generasi muda intelektual. Mereka berasal dari sejumlah kampus terkenal dan organisasi pemuda. (Pdn)


Baca juga: Putusan PN Jakpus Tak Bisa jadi Dasar Penundaan Pemilu