BUNG Karno tak hanya pemimpin bangsa, namun juga pecinta seni sejati, terutama seni lukis Bali. Kedekatannya dengan para pelukis Pulau Dewata bukan sekadar hubungan patron dan seniman, melainkan jalinan persahabatan yang mewarnai sejarah budaya Indonesia.
Sang Proklamator dan Para Maestro Bali
Presiden Soekarno memiliki hubungan yang unik dengan para seniman Bali. Ia sering mengunjungi studio mereka, terlibat dalam diskusi hangat, dan mengagumi secara langsung proses kreatif mereka. Sosok-sosok seperti I Gusti Nyoman Lempad dari Ubud menjadi sahabat dekat. Bung Karno sangat menghargai karya-karya Lempad yang sarat dengan cerita rakyat, mitologi, dan nilai-nilai spiritual Bali.
"Soekarno memiliki kecenderungan personal untuk mendalami dan mengapresiasi seni secara langsung dari senimannya," demikian diungkapkan dalam buku `Soekarno: Arsitek Bangsa dan Patron Seni` (2018) oleh Dr Ratna Sari Dewi. "Kedekatan ini bukan hanya formal, tetapi juga emosional, memungkinkan beliau untuk benar-benar memahami filosofi di balik setiap karya."
Dukungan Bung Karno tidak hanya moral, tetapi juga nyata dalam apresiasi dan pengoleksian karya mereka. Selain Lempad, Ida Bagus Made dari Batuan juga termasuk dalam lingkaran seniman yang dikagumi Bung Karno. Melalui interaksi ini, Bung Karno memberikan pengakuan dan mengangkat derajat seni Bali di mata nasional bahkan internasional. Kehadiran tamu-tamu negara di Bali seringkali dimanfaatkan Bung Karno untuk memperkenalkan kekayaan seni dan budaya Indonesia, termasuk karya para pelukis lokal.
Bung Karno dikenal memiliki insting seni yang tajam. Koleksi lukisannya yang tersebar di berbagai istana negara menunjukkan betapa selektifnya ia dalam memilih karya. Baginya, lukisan Bali bukan sekadar hiasan, melainkan representasi dari "jiwa bangsa" dan identitas keindonesiaan yang kaya.
Menurut artikel `Peran Soekarno dalam Pengembangan Seni Rupa Indonesia` (Jurnal Kebudayaan, Vol. 5, No. 1, 2021) oleh Prof Dr Hendra Wijaya, "Kurasi koleksi seni Bung Karno, khususnya lukisan Bali, adalah cerminan dari visinya tentang identitas nasional. Beliau melihat seni sebagai medium untuk menarasikan nilai-nilai kebangsaan dan kekayaan lokal."
Setiap goresan di atas kanvas dianggapnya sebagai narasi tentang kehidupan, kepercayaan, dan keindahan alam Bali. Melalui kurasi ini, Bung Karno berperan penting dalam melestarikan dan mempromosikan seni lukis Bali sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya nasional.
Seni sebagai Jembatan Ideologi dan Spiritualitas
Bung Karno melihat seni sebagai kekuatan yang mampu menyampaikan ideologi dan nilai-nilai spiritual. Seni lukis Bali, dengan simbolisme dan tema-tema religiusnya, menjadi medium yang efektif untuk mengingatkan akan akar budaya bangsa dan memperkuat rasa persatuan.
"Bung Karno adalah salah satu pemimpin yang paling memahami potensi seni sebagai alat diplomasi budaya dan pemersatu bangsa," ujar Dr Anindya Kusuma, seorang peneliti budaya, dalam bukunya `Seni dan Politik di Era Soekarno` (2019). "Beliau memanfaatkan kekayaan seni Bali untuk memperkuat narasi keindonesiaan di mata dunia dan di dalam negeri."
Kecintaan Bung Karno pada seni juga tercermin dalam penataan ruang di istana-istana negara. Lukisan-lukisan Bali dipilih bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena pesan dan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Ini menunjukkan bagaimana Bung Karno memanfaatkan seni sebagai alat untuk menginspirasi, mendidik, dan mempererat ikatan kebangsaan.
Hubungan erat Bung Karno dengan seniman Bali, serta apresiasinya yang mendalam terhadap karya mereka, adalah warisan yang patut dikenang. Ia bukan hanya seorang pemimpin politik yang hebat, tetapi juga seorang patron budaya yang berjasa dalam mengangkat dan melestarikan seni lukis Bali sebagai cerminan jiwa bangsa Indonesia. (*)
Penulis: Redaksi Podiumnews
Baca juga :
• Bung Karno dan Bisik Bumi Bali
• Menyibak Jiwa Kartini: Perspektif Sastra Pramoedya Ananta Toer
• Dari Pesisir, Keberanian Perempuan Mengukir Sejarah