Search

Home / Muda / Kata Mereka

Wawali Denpasar: Generasi Muda Jadi Agen Perubahan Sampah

Nyoman Sukadana   |    30 Agustus 2025    |   19:08:00 WITA

Wawali Denpasar: Generasi Muda Jadi Agen Perubahan Sampah
Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, membuka Urban Social Forum 2025 di Universitas Warmadewa, Sabtu (30/8/2025). (foto/sukadana)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, mendorong generasi muda untuk menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah. Hal ini disampaikannya saat membuka 11th Urban Social Forum (USF) di Aula Universitas Warmadewa, Sabtu (30/8).

Dalam forum yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai komunitas dan akademisi, Arya Wibawa menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menghadapi masalah sampah perkotaan. Ia menegaskan bahwa perubahan pola pikir dan kebiasaan harus dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga.

“Generasi muda harus ikut berperan dalam melaksanakan pemilahan sampah di lingkungan masing-masing, termasuk di rumah tangga dan institusi pendidikan. Dengan keterlibatan mereka, pengelolaan sampah bisa lebih efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Arya Wibawa juga memaparkan program unggulan Pemkot Denpasar, yakni Teba Modern, yang dirancang untuk mengelola sampah organik berbasis sumber. Program ini menggunakan penampungan khusus yang memungkinkan sampah organik terurai secara alami dan menghasilkan pupuk kompos.

“Dengan adanya Teba Modern, pengelolaan sampah di Denpasar akan lebih efektif. Sampah organik bisa diolah langsung di sumbernya, volume sampah ke TPA berkurang, sekaligus menghasilkan pupuk organik untuk masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, Pemkot Denpasar juga mendukung program lain seperti TPS3R, Bank Sampah, pusat komposting, hingga waste to energy sebagai solusi jangka panjang. Menurutnya, kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan generasi muda adalah kunci menjaga Denpasar tetap bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita, Ahmad Rifai, menyebutkan forum ini menjadi ruang penting bagi masyarakat sipil untuk berdiskusi dan melahirkan ide-ide baru tentang kota inklusif, manusiawi, dan lestari.

(sukadana)

Baca juga :
  • Prof Gede Wahyu: Diplomat Masih Ujung Tombak Negara
  • Ujian Bukan Perang, Mahasiswa Bukan Mesin
  • Gus Bota: Mabuk dan Narkoba? Saya Lapor!