Search

Home / Aktual / News

Operasi SAR Banjir Bali Dihentikan, 1 Korban Masih Hilang

Nyoman Sukadana   |    18 September 2025    |   17:29:00 WITA

Operasi SAR Banjir Bali Dihentikan, 1 Korban Masih Hilang
Tim SAR Gabungan Basarnas Bali berhasil menemukan 5 korban banjir yang telah tewas di bendungan Muara Tukad Badung, Kamis (11/9/2025). (foto/hes)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban banjir di Bali telah resmi dihentikan. Keputusan ini diambil setelah berlangsungnya operasi selama tujuh hari penuh, terhitung sejak bencana banjir melanda sejumlah wilayah di Bali pada awal pekan lalu.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari PhD, menjelaskan bahwa penghentian operasi SAR ditetapkan setelah melalui rapat evaluasi bersama tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polda Bali, BPBD, TNI, relawan, dan unsur terkait lainnya.

“Operasi pencarian sudah dilaksanakan selama tujuh hari sesuai standar. Karena tidak ditemukan tanda-tanda baru keberadaan korban, maka operasi dinyatakan ditutup dan dilanjutkan dengan pemantauan,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan resmi, Rabu (17/9/2025) di Jakarta.

Meski operasi SAR resmi dihentikan, Abdul menegaskan BNPB bersama Basarnas dan BPBD tetap melakukan pemantauan secara berkelanjutan. Jika di kemudian hari terdapat informasi atau tanda-tanda keberadaan korban, maka operasi dapat dibuka kembali untuk membantu proses evakuasi.

Berdasarkan data terbaru, banjir di Bali mengakibatkan 18 orang meninggal dunia dan satu korban masih dinyatakan hilang. Sebanyak 6.309 Kepala Keluarga (KK) terdampak, sementara kerugian material tercatat cukup besar. Tercatat 520 unit fasilitas umum rusak, tiga jembatan putus, 23 titik jalan rusak, 82 tembok penyengker jebol, serta 194 rumah warga mengalami kerusakan.

Kota Denpasar tercatat mengalami kerusakan fasilitas umum terbesar dengan 474 titik terdampak. Sementara itu, Kabupaten Jembrana menjadi wilayah paling parah pada kerusakan rumah warga dan infrastruktur jalan. Di Karangasem, satu jembatan dilaporkan putus, 47 rumah rusak, serta 14 bendungan terdampak.

Abdul mengingatkan masyarakat Bali agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Imbauan ini sejalan dengan peringatan dini BMKG yang memperkirakan hujan intensitas sedang hingga ekstrem masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Bali, pada 17–18 September 2025.

“Masyarakat diminta untuk selalu waspada, menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan rutin memantau informasi cuaca resmi dari BMKG. Pemerintah daerah juga diharapkan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana lanjutan,” tambahnya.

Hingga kini, ribuan warga Bali yang terdampak masih membutuhkan bantuan, terutama untuk kebutuhan dasar dan pemulihan pascabencana. Sejumlah relawan dan aparat desa turut menggalang upaya gotong-royong di wilayah yang rusak parah.

(riki/sukadana)

Baca juga :
  • Banjir Bandang Bali–NTT Tunjukkan Risiko Tata Ruang
  • Suami Habisi Nyawa Istri Lalu Berusaha Bunuh Diri di Denpasar
  • BMKG Prediksi Hujan Lebih Awal, Pakar Ingatkan Mitigasi