Search

Home / Aktual / News

Polda Bali Masih Tunggu Teman Mahasiswa FISIP Unud yang Tewas

Kander Turnip   |    23 Oktober 2025    |   21:02:00 WITA

Polda Bali Masih Tunggu Teman Mahasiswa FISIP Unud yang Tewas
Kabid Humas Polda Bali Kombespol Ariasandy SIK. (foto/hes)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com Polisi masih terus menyelidiki kematian mahasiswa Semester 7 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Udayana (Unud), Timothy Anugerah Saputra (22) yang diduga loncat dari lantai 4 kampus Unud di Jalan PB Sudirman, Denpasar. Setelah menerima laporan resmi dari ayahnya, polisi akhirnya berhasil meminta ponsel korban untuk diselidiki. Selain itu, masih ada 1 teman dekat korban yang belum diperiksa karena ngaku masih syok berat.

Kabid Humas Polda Bali Kombespol Ariasandy SIK mengatakan, sejak awal kasus ini mencuat, pihaknya menduga mahasiswa tersebut bunuh diri. Bahkan, pihak Polsek dan Polres sudah menyelidiki TKP (tempat kejadian perkara) untuk mencari tahu apakah benar ada kejadian bunuh diri.

Tak luput, polisi mengecek rekaman CCTV di kampus. Namun dari keterangan saksi operator CCTV mengatakan bahwa saat kejadian 15 Oktober 2025 CCTV rusak.

"Operator bilang CCTV rusak saat kejadian. Nah, penyidik lalu mengecek ruang kontrol monitor dan memang benar CCTV di lantai 4 tidak menyala," ungkapnya ke awak media, Kamis (23/10/2025).

Kombespol Ariasandy mengakui, kejadian awal ini tidak dilaporkan ibu korban ke polisi. Bahkan, ibu korban sudah membuat surat pernyataan bahwa dia menerima anaknya meninggal karena terjatuh dari lantai 4 dan tidak mempermasalahkannya. Namun, beberapa hari kemudian, pada 20 Oktober 2025, ayah korban resmi melaporkan kejadian ke polisi.

"Yang lapor bapaknya, orang tuanya memang kita ketahui sudah lama berpisah. Nah dasar itu lalu kemudian kita melakukan pendalaman lagi terhadap operator memastikan keberadaan CCTV," tegas perwira melati tiga di pundak ini.

Sementara dari penyelidikan terungkap di lantai 4 kampus ada 3 CCTV yang aktif. Namun ke tiga CCTV tersebut statis, atau tidak mengarah kepada lorong atau selasar tempat di mana korban jatuh.

"Dari hasil pendalaman melalui perangkat kita, di camrecorder-nya kampus kita colok, oh ternyata bisa. CCTV di lantai 4 itu bisa merekam, tapi pada saat awal itu memang tidak muncul di monitor," ungkapnya.

Penyidik kembali memeriksa rekaman CCTV di lantai 1, 2, 3 dan 4, pada saat kejadian. Dan, memang tidak terlihat adanya korban dari lantai 4 turun ke lantai 3, lantai 2, dan lantai 1.

"Itu menurut keterangan CCTV yang ada. Sehingga kita meyakini memang yang bersangkutan lompat dari lantai 4," ujar mantan Kabid Humas Polda NTT ini.

Apalagi, kata Kombes Ariasandy, pada saat kejadian, tidak ada orang lain di situ. Memang ada beberapa orang saksi yang melihat ada yang melayang turun jatuhnya dari atas dan melayangnya sampai ke bawah.

Selain itu, ada juga saksi yang melihat, tapi bukan teman kelasnya. Saksi itu melihat korban berada di lantai 4, duduk di pojok dan membuka sepatu. Tapi karena tidak begitu mengenal, saksi tidak terlalu memperhatikannya. Beberapa saat kemudian ditengok lagi, saksi hanya melihat sepatu, tapi orangnya tidak ada.

Kombespol Arisandy mengatakan, dari 20 saksi yang diperiksa, polisi tidak menemukan adanya perundungan (bullying) yang menjadi penyebab korban bunuh diri. Dijelaskannya lagi, ada sahabat dekat korban yang belum diperiksa. Pemeriksaan terhadap saksi sangat penting untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Sahabat dekat yang kita duga pasti dia tahulah ya, karena sahabat dekat mungkin kalau ada persoalan segala macam. Waktu awal tanggal 15 kita sudah berusaha mencari informasi, tapi ternyata yang bersangkutan tidak bisa memberikan keterangan, belum bisa memberikan keterangan karena masih syok," imbuhnya.

Kabar baik dari penyelidikan ini adalah pihak keluarga telah menyerahkan ponsel korban untuk diperiksa. Sebelumnya pihak keluarga atau pamannya menolak polisi memeriksa ponsel korban.

"Setelah ada laporan dari bapaknya, kita melakukan pendekatan lagi ke keluarga terus bisa kita periksa. Lalu ponsel korban awalnya tidak berkenan diperiksa, sekarang sudah bisa diperiksa untuk didalami," bebernya.

Sekarang ini, kata Kombes Ariasandy, pihaknya masih mendalami apakah ada faktor lain, selain bunuh diri. "Jadi saya tegaskan lagi sampai saat ini kami belum menemukan adanya bukti yang mengarah bahwa penyebab yang bersangkutan bunuh diri," tandasnya.

(hes/k.turnip)

 

Baca juga :
  • Atasi Kemacetan, Denpasar Kembangkan Tiga Pelabuhan Pengumpan Lokal
  • Damkar Badung Selamatkan Pria di Jembatan Tukad Bangkung
  • Tom Ulah Pati Sambil Live TikTok di Denpasar