Podiumnews.com / Aktual / Ragam

Separuh Ahli AI: Bencana Bukan Mustahil!

Oleh Nyoman Sukadana • 10 November 2025 • 20:33:00 WITA

Separuh Ahli AI: Bencana Bukan Mustahil!
Masa depan AI: Antara harapan teknologi tinggi dan jurang potensi bencana umat manusia. (podiomnews)

YOGYAKARTA, PODIUMNEWS.com – Kekhawatiran global terhadap pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) tingkat lanjut mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di kalangan para ahli. Sebuah survei internasional menunjukkan bahwa hampir separuh pakar AI menilai ada risiko bencana nyata yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi tersebut.

Survei "Thousands of AI Authors on the Future of AI" yang dirilis oleh Katja Grace (Pendiri AI Impacts) mengungkapkan data mencolok: 38 hingga 51 persen dari ahli yang disurvei percaya ada peluang minimal 10 persen bahwa AI tingkat lanjut dapat membawa konsekuensi bencana bagi manusia.

Menanggapi data ini, Dekan Fakultas Filsafat UGM, Prof Dr Rr Siti Murtiningsih, M.Hum., menyatakan bahwa kekhawatiran yang muncul adalah hal yang wajar. Menurutnya, hal ini merupakan cerminan dari kekuatan tersembunyi manusia itu sendiri.

"Tetapi, sesungguhnya kalau kita merefleksikan, itu adalah cerminan dari manusia yang sebenarnya memiliki kekuatan-kekuatan tersembunyi yang kalau bisa kita kelola dengan baik, itu akan melahirkan hal yang tidak terbayangkan sebelumnya, termasuk perkembangan teknologi yang kemudian kita sebut dengan AI,” ujarnya, Senin (10/11/2025).

Pendidikan Kunci Mitigasi Risiko

Siti Murtiningsih berkeyakinan bahwa media paling efektif dalam mengantisipasi ancaman AI adalah pendidikan. Pendidikan, katanya, mampu membekali manusia dengan fondasi etis dan moral yang diperlukan untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi secara bertanggung jawab.

Selain itu, ia menekankan perlunya langkah mitigasi risiko melalui peningkatan literasi, pemahaman cara kerja teknologi, dan penyiapan regulasi yang komprehensif.

"Memahami betul itu kan termasuk juga memikirkan konsekuensi atau aspek-aspek yang dimunculkan oleh teknologi yang kita ciptakan, baik yang positif maupun negatif," tambahnya.

Ia mengingatkan bahwa meskipun canggih, teknologi AI basisnya tetaplah data "hari ini dan kemarin" atau sesuai input manusia, berbeda dengan akal manusia yang tidak terbatas. Oleh karena itu, ia menyarankan agar AI ditempatkan sebagai mitra kawan kolaboratif dan digunakan secara bijak.