Mansinam
PERJALANAN itu dimulai 12 Januari 1855 Masehi dari Pelabuan Ternate. Setelah 25 hari mengarungi laut, kapal layar yang ditumpangi misionaris asal Jerman, Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler, mendarat di Pulau Mansinam. Pulau Mansinam berada di Teluk Dorek Papua Barat didiami oleh Suku Numfor. Kapal layar yang ditumpangi Ottow dan Geissler, disediakan Raja Islam Ternate, Muhammad Zain. Tak hanya kapal, Raja Ternate juga memerintahkan Muhammad Aminuddin Arfan, untuk mengantarkan dan menemani Ottow dan Geissler ke Papua.
Muhammad Aminuddin Arfan adalah tokoh muslim Kerajaan Islam Salawati - salah satu kerajaan Islam yang ada di Kepulauan Raja Ampat. Aminuddin ditugaskan Raja Ternate untuk mengantarkan dan memperkenalkan Ottow dan Geissler kepada masyarakat Mansinam, yang awalnya dianggap masih banyak menganut animisme. Setelah dua bulan, mengenalkan Ottow dan Geissler dengan penduduk Pulau Mansinam, Muhammad Aminuddin kembali ke Salawati. Kala itu, Papua memang menjadi bagian dari Kerajaan Ternate dan Tidore.
Mansinam menjadi tonggak sejarah dimulainya misionaris di Tanah Papua. Tanggal mendaratnya Ottow dan Geissler, 5 Februari 1855 M, menjadi penanda dan diperingati setiap tahun sebagai pertama kali masuknya Injil di Tanah Papua.
Untuk menghormati mereka berdua, berdiri dengan gagah di bibir pantai Mansinam, replika patung perunggu kedua misionaris dan prasasti salib perunggu bertuliskan:
“Soli deo GloriaDe Eerste Zendelingen van Nederlandsch Nieuw GuineeC.W. Ottow En J.G. Geissler Zyn Hier Geland op 5-2-1855”
(zending pertama untuk Papua Ottow-Geissler tiba di sini 5 Februari 1855).
Di era Susilo Bambang Yudhoyono, tak hanya replika dua misionaris dan salib yang dibangun, nun di atas bukit terdapat patung Yesus Kristus setinggi 30 meter, dengan tangan terentang. Sayang patung monumental itu, kalah populer dengan patung yang sama di Rio de Janeiro.
Kegigihan dua misionaris ini terus diwariskan berabad-abad berikutnya. Dan salah satunya adalah Pater Anton Bartolomeus Maria Tromp atau Pater Tromp. Pastor misionaris Ordo Santo Agustinus (OSA) ini berasal dari negeri Kincir Angin-Netherland (Belanda). Pater Tromp menginjak kaki di Manokwari tahun 1970. Pater Tromp pun memulai karya pelayanannya di Papua. Pendidikan menjadi salah satu pelayanan Pater Tromp. “Vikariat Christus Totus” Papua-Indonesia. Bagi Pater Tromp, usaha untuk “memanusiakan manusia” di bumi Cendrawasih hanya dapat dilakukan melalui jalur Pendidikan. Pater Tromp mencintai Indonesia dan tahun 1995 menahbiskan kewarganegaraan Indonesianya.
Historis agama di Nusantara, adalah historis damai dan saling membantu. Agama tak dipersepsikan sebagai berebut benar. Namun mengimani kebenaran dalam agama masing-masing. Di ruang publik agama menjadi penuntun untuk berbuat kesantunan dan menyebar kedamaian. Juga menghormati yang lain. Di ruang private, agama adalah kontemplasi mesra individu dengan Sang Kreator Alam Semesta.
Doktrin agama adalah meng Esa-kan, Sang Kreator Alam Semesta yang Agung. Dan menampilkan “wajah-Nya” yang penuh kasih sayang dan kedamaian dalam laku sosial dengan sesama serta alam. Itulah wujud keimanan kepada Yang Maha Esa. Tanpa itu, agama hanya jadi kepentingan pemeluknya untuk merasa paling benar dan paling soleh.
Sebagai kebenaran mutlak, Yang Maha Esa bagaikan “Cahaya di atas Cahaya”. Yang pendaran cahayanya bisa dilihat oleh siapapun. Siapapun yang memandang cahaya kebenaran akan menerima cahaya itu sesuai kadar kemampuannya. Juga kebeningan hatinya. Pendaran cahaya itu bisa dilihat dan diterima oleh siapapun. Cahaya kebenaran itu, bukan milik yang melihat. Namun siapapun yang melihat cahaya itu, bisa jadi mendapatkan cahaya kebenaran. Kebenaran yang menggerakkan manusia untuk berbuat kebaikan, menghargai sesama dan mengimani Pemilik Kebenaran Mutlak.
Seperti kebenaran Sang Kreator Alam Semesta yang menggerakkan Aminuddin untuk menemani Ottow dan Geissler di Mansinam. Juga menggerakkan Yayasan Indonesia Barokah menggerakkan pendidikan di Papua. (ER)
Oleh: Kang Marbawi, Kasubdit Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Nonformal Informal BPIP. (COK/RIS/PDN)