Apakah Bahasa Slang atau Bahasa Gaul Pantas Diujarkan?
BAHASA slang atau yang sering di sebut dengan bahasa gaul merupakan penggunaan kosakata yang bersifat tidak formal, atau bahasa yang digunakan dalam sehari-hari.
Bahasa gaul banyak digunakan oleh kalangan remaja karena bahasa itu sedang trend di masa kini. Maraknya bahasa gaul menjadikan mereka salah dalam menempatkan bahasa mereka dengan situasi dan kondisi yang ada.
Seharusnya dalam berbahasa kita harus mengetahui terlebih dahulu, apakah situasi dan kondisinya tepat untuk kita mengucapkan bahasa gaul tersebut? Karena, jika kita salah dalam menempatkan bahasa, kita sendiri yang akan terkena imbasnya, misalkan kita mengucapkan kata “Anjir” di lingkungan sekolah dan pada saat itu ada guru yang mendengarnya, nah bahasa tersebut terdengar tidak sopan, apalagi jika kita mengucapkan kalimat “Anjirrr, susah banget bu soal ulangannya” kepada guru, itu sangat tidak tepat dan berakibat fatal.
Selain itu bahasa gaul tidak tepat jika yang mendengar itu anak dibawah umur, nantinya akan menghambat perkembangan bahasa pada anak tersebut. Kemudian meninggalkan bahasa pertama lalu tergantikan oleh bahasa gaul. Karena anak yang masih di bawah umur, seharusnya mereka mendengar atau menerapkan kata-kata yang sesuai dengan usia mereka, bukan mengikuti bahasa pada usia remaja.
Jika bahasa gaul sudah terserap oleh anak-anak maka akan tidak baik dan menjadikan pribadi yang kurang sopan nantinya, karena jika anak sudah mendengar satu kali, pasti akan terus diucapkan berkali-kali padahal mereka tidak mengetahui apa arti dari bahasa yang mereka ucapkan.
Para orang tua juga harus mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anaknya supaya terhindar dari kata-kata yang kurang baik.
Bahasa gaul ini sebenarnya tepat, jika penggunaan bahasa ini sesuai dengan situasi dan kondisi, misalkan mengucapkan kata “Anjir” kepada teman akrab dan pada saat itu kita sedang di lingkungan permainan atau tempat nongkrong. Bahasa gaul juga bisa memperkaya kosakata bahasa, walaupun bukan bahasa baku, bahasa gaul tetap harus kita terima keberadaannya. Yang terpenting harus bijaksana dalam berbahasa, jika kita tidak ingin terkena masalah.
Contoh bahasa gaul yang sering anak muda sekarang ucapkan dan menimbulkan kosakata baru, tetapi maknanya masih sama dengan kata aslinya, yaitu:
kata “yuk” sekarang diubah menjadi kata “kuy”,
kata “cepat” sekarang diubah atau disingkat menjadi kata “gercep” yang berarti gerak cepat,
kata “malas” sekarang diubah menjadi kata singkatan yaitu “mager” yang berarti malas gerak,
kata “berkumpul” sekarang diubah menjadi “nongki” yang berarti kumpul dengan teman di mana aja,
kalimat “jangan ikut campur urusan orang lain” sekarang diubah menjadi kata yang sangat singkat yaitu “kepo” artinya masih sama yaitu ingin tahu urusan orang,
kata “sok tau” diubah menjadi kata “sotoy”,
kata “bisa” sekarang diubah, dan di bacanya dari belakang yaitu “sabi”,
kalimat “mengagumi sesuatu” sekarang diubah menjadi kata “Anjir, Anjrit, dan Anjay”, misalkan “Anjir cantik banget”,
kata “santai” sekarang diubah menjadi kata “santuy” supaya terlihat gaul.
Dari banyaknya kosakata tersebut diubah oleh anak muda sekarang menjadi kata yang lebih gaul, mudah diingat dan mudah dibaca.
Maraknya bahasa gaul tersebut dalam kalangan remaja, menjadi salah satu bahasa yang khas dalam dunia remaja. Bahasa gaul tepat diujarkan kepada teman akrab, teman sepermainan, teman seusia dan sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Tetapi bahasa gaul tersebut bisa saja tidak tepat jika diucapkan kepada orang yang mempunyai pangkat lebih tinggi daripada kita.
Memang bahasa slang merupakan bahasa gaul, bahasa keseharian, bahasa yang sedang trend masa kini, tetapi di sisi lain kita juga harus tahu, kepada siapa kita harus menggunakan bahasa gaul ini.
Jadi intinya, bahasa slang atau yang sering disebut dengan bahasa gaul ini pantas diujarkan, jika pengujarannya itu tepat dan tidak menyimpang. Bahasa gaul juga tidak selamanya terkesan buruk, jika selama penyampaiannya itu tepat.
Bahasa gaul ini ternyata juga sudah banyak yang masuk KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) seperti kata mager, julid, ambyar, pansos, alay, lebay, nongki, kepo dan masih banyak lainnya. Jika bahasa gaul banyak yang sudah terdaftar artinya bahasa itu tidak terkesan buruk, hanya saja kita sebagai pengguna bahasa harus cermat dan teliti dalam berbahasa.
Untuk pengguna bahasa dari mulai kalangan anak-anak hingga orang tua semoga bisa menempatkan bahasa yang sesuai dengan posisinya. Karena bahasa yang baik akan mencerminkan pribadi yang baik pula. Dan bahasa yang kurang baik, maka akan mencerminkan pribadi yang kurang baik pula.
Oleh: Afni Lestari, Mahasiswi Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.
(RIS/PDN)