Podiumnews.com / Muda / Kata Mereka

Mahasiswa Bali Komentari Gaya Mewah Pejabat dan Keluarganya

Oleh Editor • 16 Maret 2023 • 16:08:00 WITA

Mahasiswa Bali Komentari Gaya Mewah Pejabat dan Keluarganya
Mario Dandy mengendarai moge Harley Davidson (sumber: instagram undercover.id)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Pamer gaya hidup mewah Mario Dandy Satriyo (20), anak eks pejabat eselon III Ditjen Pajak Jakarta Selatan Rafael Aulun Trisambodo (RAT), sempat menjadi sorotan setelah kasus penganiayaan keji dirinya terhadap David (17) terungkap ke publik.

Mario Dendy yang kerap mempertontonkan barang-barang mewah miliknya lewat media sosial (medsos) itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap David oleh Polda Metro Jaya.

Selama kurang tiga minggu ini, publik tak hentinya mengutuk perbuatan keji Mario Dandy tersebut. Karena dalam rekaman video yang tersebar luas, Mario Dandy usai menyiksa David hingga sekarat dengan lagak sombong dan menantang mengatakan, dirinya pasti terlepas dari jeratan hukum. Aksinya itu sendiri sengaja direkam oleh seorang rekannya yang turut mengeroyok korban hingga mengalami koma sampai sekarang.  

Lalu bagaimana tanggapan kalangan muda Bali terhadap fenomena pamer gaya hidup mewah pejabat dan keluarganya seperti dipertunjukan Mario Dandy tersebut?

Dimintai komentarnya, aktivis mahasiwa Bali I Gusti Putu Putra Mahardika menilai aksi pamer gaya hidup mewah pejabat dan keluarganya adalah fenomena yang lumrah terjadi di Indonesia. Hanya saja jarang tersorot media. Padahal menurut dia, justru dari pemberitaan media, publik akan dapat menilai integritas dan akuntabilitas seorang pejabat.

“Ini momentum yang bagus untuk masyarakat bisa menilai dari mana sih uang mereka? Dari hasil apa mereka bisa berfoya-foya, atau barang-barang mewah yang mereka miliki apakah memang betul dari penghasilannya saja?” ujar Mahardika yang juga Ketua PC KMHDI Denpasar, Kamis (16/3) di Denpasar.

Sebetulnya, lanjut Mahardika, bukan cuma gaya hidup mewah pejabat dan keluarga yang disorot, tetapi juga sumber harta tak wajar serta transaksi keuangan mencurigakan mereka perlu ditelusuri. .

“Hal semacam itu kan cukup mengkhawatirkan keberadaannya. Namun bisa kita lihat saat ini, ketika ada kasus yang belum viral itu lama untuk ditindak. Jadi harus viral dulu baru dipertimbangkan dan diberikan hukuman setimpal,” sindirnya.

Turunkan kepercayaan publik

Jika kondisi ini dibiarkan terus berlangsung, ia khawatir dampaknya justru akan menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah. “Jadi kita ibaratnya sudah kehilangan kepercayan terhadap pemerintah ketika melihat kasus-kasus seperti ini,” ujarnya.

Senada dengan Mahardika, Ketua BEM Univeritas Ngurah Rai, Ni Luh Ade Bunga Kris Nanti juga memberikan tanggapan yang tak jauh beda. Ia mengaku prihatin melihat fenomena tersebut.

Menurutnya hal ini menunjukan kurangnya kepekaan sosial dari pejabat dan keluarga mereka yang gemar pamer kemewahan di tengah situasi sebagian masyarakat yang masih hidup serba kekurangan. Kondisi ini akan makin memperlebar rasa kesenjangan sosial di tengah masyarakat.

“Hal ini akan membuat masyarakat enggan mempercai pemerintah sebagi pihak yang memegang peran penting dalam sistem pemerintahan,” ujar Bunga, Kamis (16/3) di Denpasar.

Pengawasan lemah

Pihaknya menilai, masih banyaknya pejabat dan keluarga mereka yang gemar pamer gaya hidup mewah disebabkan lemahnya pengawasan dan tindakan tegas dari institusi berwenang.  “Hal seperti ini harus ditindak tegas, di setiap jajaran, mulai dari yang terkecil sampai di tingkat pusat,” tegasnya. (adi/sut)