BAGI kaum muda kreatif, kain tenun tradisional dapat disulap menjadi produk fasyen yang menarik dan digemari oleh kalangan milenial. Hal ini dibuktikan Putu Ayu Windiani (33). Dari ide kreatifnya ia berhasil mendirikan usaha `Ayu Windy Tenun Ikat` yang berlokasi di Jalan Bekisar No 1A, Ahamad Yani Barat, Kota Singaraja. Berbagai kreasi desain tenun endek dan songket Bali rancangannya kini sangat digemari kaum milenial di Pulau Dewata. Tak heran, dari kerja keras usahanya itu, ia berhasil meraup omzet puluhan juta rupiah tiap bulannya termasuk mempekerjakan sejumlah karyawan. Perempuan berpasar cantik yang akrab disapa Ayu Windi ini menuturkan bahwa semua kesuksesan diraihnya saat ini berkat usaha kerja keras dan kemauan untuk terus belajar. Ia mengaku berbagai desain produk dihasilkan mulai dari baju, jaket, gantungan kunci hingga masker dengan motif endek merupakan hasil desain kreasinya sendiri. “Saya mulai belajar fesyen ini dengan otodidak dan belajar dari teman sejawat, sasarannya ya menggaet kaum milenial dan mengubah paradigma masyarakat bahwa endek bisa dipakai sehari-hari,” ujar Ayu Windi, Minggu (5/11/2023) di Singaraja. Ia kemudian mengatakan bahwa apa dirahinya sekarang bukanlah secara instan, bahkan cenderung usahanya tidak selalu berjalan mulus. Jebolan universitas ternama di Denpasar ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari riset produk, desain, hingga strategi pemasaran. Namun, dengan tekad dan semangat kuat, Ayu Windi berhasil menjadikan brand miliknya dikenal luas sejak tahun 2017 lalu. "Inovasi adalah kuncinya. Terlebih di era seperti ini, kita dituntut untuk berpikir out of the box," kata Ayu. Capaian hari ini, tidak membuatnya berpuas diri karena inovasi produk harus terus dilakukan. Berkaca dari tantangan usahanya dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang sangat menuntut mesti berpikir keras bagaimana bisa bertahan di berbagai keadaan. Salah satunya adalah meluaskan pemasaran produknya agar makin dikenal luas oleh masyarakat terutama kalangan milenia. Ia pun memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk promosi. "Kita harus selalu berinovasi dan memanfaatkan teknologi, khususnya media sosial, sebagai alat pemasaran. Selalu ada potensi dalam setiap tantangan. Jadi, tetap semangat dan jangan takut mencoba!," ucap Ayu. (suteja)