Search

Home / Khas / Sosial Budaya

Anak Muda Tabanan Ingin Mandolin Mendunia

Editor   |    16 November 2023    |   19:23:00 WITA

Anak Muda Tabanan Ingin Mandolin Mendunia
Sanggar Nolin saat beraudensi dengan Bupati Sanjaya, Kamis (16/11/2023) di Tabanan. (foto/adi)

TRADISI berkesenian di Tabanan telah melahirkan sederet maestro, kini sepertinya kembali mulai diteruskan oleh generasi mudanya.  

Salah satunya adalah Sanggar Nolin dari Desa Pujungan yang mampu membawa angin segar gairah kreatifitas dan inovasi seni bagi anak muda di Tabanan.

Bahkan sekumpulan anak muda ini bercita-cita ingin musik tradisional mandolin khas Tabanan makin dikenal  oleh dunia internasional.

Sanggar yang akan pentas pada ajang seni tingikat internasional di Qatar ini kemudian beraudensi dengan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Kamis (16/11/2023) di Tabanan.  

Bupati Sanjaya mengaku bangga terhadap semangat anak muda Tabanan dalam berkesenian. Ia pun mengapresiasi sanggar seni digawangi Reza Angga Nurbawa itu kembali menghidupkan seni musik tradisional mandolin.

“Kami dari pemerintah tentunya memberikan apresiasi yang sangat baik atas kehadiran seni musik mandolin ini. Dulu pernah ada, tapi kini dibangkitkan kembali dengan inovasi yang kreatif oleh anak-anak muda Tabanan. Patutlah kita berbangga, apalagi musik ini sudah terdengar sampai ke Jakarta dan bahkan sampai diundang ke Qatar. Luar biasa," ungkap Sanjaya.

Menurut Sanjaya, generasi muda sudah sepatutnya membawa nama Tabanan untuk kembali berkumandang di dunia internasional. Salah satunya lewat berkesenian, sehingga akan makin menumbuhkan rasa bangga terhadap Tabanan sebagai daerah kampung halamannya.

“Sudah sepatutnya ini mencerminkan perwujudan rasa bangga jadi orang Tabanan di diri kita, maupun sebagai masyarakat Tabanan,” ujarnya.

Ia juga memuji Sanggar Nolin mampu menjadi nafas baru dalam pembaharuan aspek instrumen dan musikal alat musik dawai di Tabanan. Sebab sejak berdiri pada 2018, sanggar ini telah revitalisasi dan rekonstruksi kembali kesenian mandolin.

“Bila sebelumnya Bali tersohor dengan kesenian tari juga gamelan, kini Tabanan memiliki kesenian mandolin yang unik dan istimewa,” sebutnya.

Reza Angga Nurbawa selaku Ketua Sanggar Nolin mengungkan bahwa dirinya sebagai anak muda ingin berkontribusi terhadap tanah kelahiran melalui berkesenian.  

“Mandolin dimainkan secara bergrup sebanyak delapan orang, dan tidak ada batasan usia. Kami membawa alat musik dawai ini untuk membawa situasi dan suasana yang lebih variatif di Bali, kita bawakan kesenian-kesenian yang sebelumnya belum ada di Bali bahkan dunia," jelas Reza

Ia juga menerangkan, sebelumnya Sanggar Nolin pernah berpentas di PKB, Festival Seni Bali Jani dan terakhir pentas di Pekan Kesenian Nasional Jakarta pada tanggal 23-27 Oktober lalu.

“Jadi setelah pementasan, Tim Kurator dari Kementerian mengkurasi kami untuk ikut expo Indonesia di Jakarta, kami lolos Kurasi untuk ke Qatar, harusnya November ini berangkat namun karena kondisi terpaksa harus diundur, bukan dibatalkan tapi diundur,” terang Reza.

Sebagaimana diketahui, selama 30 tahun terakhir ini, Tabanan belum kembali melahirkan seorang pun maestro seni sekelas Putu Wijaya (sastrawan dan budayawan), Ketut Nuarta (arsitektur), dan jauh sebelumnya adalah Ketut Maria (penari). (adi/sut)

 


Baca juga: Melukis Laksana Menyanyi, Meletakkan Warna Laksana Menari