Search

Home / Khas / Pemerintahan

Bingkisan Senja, Kisah Pengabdian

Editor   |    18 Maret 2025    |   16:09:00 WITA

Bingkisan Senja, Kisah Pengabdian
Sekda Dewa Indra menyerahkan bingkisan kepada para PNS golongan I dan II yang akan memasuki masa pensiun, Selasa (18/3/2025) di Denpasar. (foto/fathur)

DI SEBUAH sudut Denpasar, di antara hiruk pikuk Jalan Hayam Wuruk, sebuah peristiwa sederhana namun sarat makna berlangsung. Selasa itu, matahari beranjak naik, dan di UPTD PKSDM, BKSDM Provinsi Bali, 50 pasang mata menatap dengan haru. Mereka adalah para abdi negara, golongan I dan II, yang sebentar lagi akan menanggalkan seragam kebanggaan, memasuki gerbang masa pensiun.

Dewa Made Indra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, hadir di tengah-tengah mereka. Bukan dengan pidato panjang atau seremoni kaku, tetapi dengan senyum hangat dan sentuhan manusiawi. Ia membawa serta bingkisan sederhana: sembako. Namun, di balik bingkisan itu, tersimpan apresiasi mendalam atas dedikasi puluhan tahun yang telah mereka curahkan.

"Saya sangat senang bisa bertemu dengan rekan-rekan semua," ujarnya, suara rendahnya memecah keheningan. "Keberadaan rekan-rekan sangat penting. Berkat peran kalian, tugas di perangkat daerah dapat berjalan."

Kata-kata itu mungkin terdengar biasa, tetapi di mata para calon purnawirawan, terpancar kilatan kebanggaan. Mereka adalah tulang punggung birokrasi, para pekerja senyap yang sering kali terlupakan. Di hari itu, negara hadir, menyentuh hati mereka dengan cara yang sederhana namun bermakna.

Ketut Lihadnyana, Kepala BKPSDM Provinsi Bali, mendampingi sang sekretaris daerah. Ia tahu betul, di balik wajah-wajah tegar itu, tersimpan kisah-kisah panjang pengabdian. Ada yang telah mengabdi sejak zaman Orde Baru, ada yang menyaksikan Bali bertransformasi menjadi destinasi wisata dunia, dan ada pula yang telah melewati suka duka reformasi.

"Ini adalah bentuk sinergi kami dengan PT TASPEN," jelas Lihadnyana, "untuk memberikan sedikit kebahagiaan menjelang hari raya keagamaan."

Di luar sana, Bali tengah bersiap menyambut Idulfitri dan Hari Raya Nyepi. Dua perayaan besar yang mengajarkan tentang pentingnya berbagi dan introspeksi. Dewa Indra mengajak jajarannya untuk merenungkan makna tersebut, untuk terus membangun empati dan berbagi kepada sesama.

"Mari kita terus berbagi dan membangun empati kepada masyarakat yang membutuhkan uluran tangan kita," tuturnya, "Mari kita saling menguatkan dan membantu sesama."

Ia menyebut tentang program bantuan pembangunan rumah layak huni dan dukungan bagi anak-anak yatim piatu. Sebuah pengingat bahwa negara tidak hanya hadir dalam bentuk kebijakan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat.

Di akhir acara, para calon purnawirawan beranjak pulang, membawa serta bingkisan dan kenangan. Senja kala purna tugas telah tiba, tetapi api pengabdian tak akan pernah padam. Mereka adalah bagian dari sejarah Bali, saksi bisu perjalanan Pulau Dewata. Dan di hari itu, negara telah menunjukkan bahwa mereka tidak dilupakan. (fathur)

Baca juga :
  • Ketika Gubernur Menjadi Penabuh Gamelan
  • Bekerja dalam Diam, Menginspirasi dalam Ingatan
  • Pengabdian yang Tak Tercatat di Absen