Mencoba Menghapus Stigma Spesialis Wakil
                            
Rekomendasi sebagai calon gubernur (Cagub) Bali dari DPP Partai Golkar, pada Kamis (24/5/2017), seolah menghapus stigma “spesialis wakil” yang disandang Ketua DPD Golkar Bali, Ketut Sudikerta.
Ketut Sudikerta mengawali karir politiknya sebagai Ketua DPD Golkar Badung, kemudian selama delapan tahun dari periode 2005-2010 dan 2010-2013 mendampingi Anak Agung Gede Agung sebagai Wakil Bupati. Sejak itu ia telah mampu mengibarkan kembali bendera partai berlambang pohon beringin di Gumi Keris setelah lebih selama sepuluh tahun dikuasai PDI Perjuangan.
Pada Pilgub Bali 2013, ia dipercaya sebagai calon wakil gubernur mendampingi Made Mangku Pastika yang maju untuk periode kedua kalinya, sebagai calon gubernur petahana. Pasangan yang disebut PastiKerta tersebut diusung Partai Golkar, Partai Demokrat serta tujuh partai lainnya tergabung dalam koalisi Bali Mandara, berhasil mengalahkan pasangan AAN Puspayoga dan Dewa Sukrawan (PASS) yang diusung PDI Perjuangan.
Dengan begitu, pria kelahiran 29 Agustus 1967 ini kembali berhasil merontokan dominasi partai banteng moncong putih di level provinsi. Kemudian setahun jelang berakhir masa jabatannya sebagai wakil gubernur, pada Rabu (24/5/2017), ia secara resmi mengantongi rekomendasi sebagai calon gubernur Bali periode 2018-2023 yang diusung Partai Golkar di Pilgub Bali 2018 nanti.
Penyerahan rekomendasi kepada Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali itu langsung dilakukan oleh Ketua DPP Partai Golkar Setya Novanto yang didampingi Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marhan, di Lapangan Bajra Sandi Renon Denpasar.
Menurut Setnov, demikian Setya Novanto biasa disapa, rekomendasi yang diberikan DPP sudah melalui proses yang sangat panjang. Salah satunya dengan melihat hasil survey yang selalu menempatkan elektabilitas Sudikerta pada posisi tertinggi.
“Jadi kita melalui survey. Dari 2 kali survey, survey pertama masih unggul. Saya minta lagi survey kedua, dan ini masih unggul lagi,” ujarnya.
Selain mengacu pada survey, lanjut Setnov, jaringan sosial serta prestasi dan pengalaman Sudikerta juga menjadi pertimbangan. Mengingat, pria berkumis itu pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Badung dan saat ini menjadi Wakil Gubernur Bali.
“Mengenai wakilnya, saya serahkan kepada Sudikerta untuk mencari yang terbaik. Kita target, salah satunya Bali ini untuk bisa memenangkan cagub kita. Yaitu dengan tagline Bali Mandara III,” imbuhnya.
Penyerahan rekomendasi yang berlangsung Kamis sore pekan lalu itu, terasa istimewa selain karena dihadiri langsung Ketua Umum dan Sekjen DPP Partai Golkar, juga dengan hadirnya Gubernur Mangku Pastika yang berkesempatan pula memberikan kata sambutan.
Tak salah kiranya, jika ada sebagian orang menilai hal ini sebagai bentuk dukungan politis Mangku Pastika terhadap Sudikerta. Apalagi, Sudikerta sejak awal sudah mengkampenyakan diri akan melanjutkan program Bali Mandara Jilid III. Program Bali Mandara sendiri merupakan gagasan yang dicanangkan Mangku Pastika saat mencalonkan diri sebagai gubernur pada Pilgub Bali 2009 lalu.
Namun bila menyimak karir politik Sudikerta dalam tiap pemilihan kepala daerah yang diikutinya selama ini, ia selalu berposisi sebagai orang nomor dua atau berposisi sebagai wakil, meski menjabat sebagai ketua DPD, baik di tingkat kabupaten (Badung) dan provinsi (Bali). Tak heran, jika kemudian media di Bali menjulukinya sebagai spesialis wakil atau orang nomor dua. Julukan itu akhirnya melekat menjadi sebuah stigma terhadap dirinya.
Seolah ingin menghapus stigma tersebut, ia pada pertengah tahun 2016 mendeklarasikan diri maju sebagai calon gubernur Bali pada Pilgub 2018 nanti. Atas capaian segala prestasi yang diraihnya selama ini, ia kemudian didaulat sebagai calon gubernur Bali periode 2018-2023 yang diusung Partai Golkar melaui Surat Keputusan (SK) DPP Partai Golkar No.B 1098/GOLKAR/V/2017 tentang Penetapan Calon Kepala Daerah Provinsi Bali yang ditandatangi langsung oleh Setya Novantu serta Idrus Marhan selaku Ketua Umum dan Sekjen DPP Partai Golkar.
Hanya saja, jika menghapus stigma sebagai “spesialis wakil” yang disandangnya, Sudikerta mesti berhasil meraih kemenangan pada Pilgub Bali 2018 nanti. Disinggung apakah pihaknya optimis akan menang pada Pilgub Bali yang akan berlangsung pada Juni tahun depan tersebut? “Iya pasti yakin menanglah,” tegasnya termasuk menghadapi Ketua DPD PDI Perjuangan Bali yang kemungkinan bakal diusung sebagai calon gubernur. “Tentu saya siap. Sangat siap (menghadapi Koster)”. (KP-TIM)