DI TENGAH gemerlap Denpasar, di antara ramainya lalu lintas dan hiruk pikuk kehidupan kota, ada pahlawan-pahlawan kecil yang berjuang tanpa sorot kamera. Mereka adalah para Juru Pemantau Jentik (Jumantik), pemburu jentik yang tak kenal lelah menyisir sudut-sudut kota untuk membasmi sarang nyamuk Aedes aegypti, sang penyebar demam berdarah dengue (DBD). Langkah kaki mereka lincah menelusuri gang sempit, taman, dan selokan. Mata mereka tajam mengamati setiap genangan air, dari kaleng bekas hingga wadah penampungan air. Bukan gemerlapnya dunia yang dicari, melainkan kesehatan dan keselamatan warga Denpasar. Di bawah terik matahari atau gerimis yang kadang menyapa, mereka menjalankan tugas mulia ini dengan penuh tanggung jawab. Tak jarang, penolakan atau acaman nyamuk nakal menjadi teman setia dalam perjalanan. Namun, semangat mereka tak pernah pudar. "Kami hanya ingin kota ini bebas dari DBD," ungkap salah seorang Jumantik, suaranya lirih namun penuh keyakinan. "Melihat masyarakat sehat adalah kebahagiaan terbesar bagi kami." Perjuangan para Jumantik ini tak luput dari perhatian Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. Dalam Rapat Evaluasi DBD dan Kinerja Jumantik Kota Denpasar di Gedung Dharma Negara Alaya, Kamis (27/3/2025), Walikota Jaya Negara menyampaikan apresiasi yang mendalam. "Terima kasih kepada para jumantik, koordinator jumantik, dan petugas fogging yang sudah bekerja keras dan tidak mengenal lelah, dan tetap semangat dalam upaya pencegahan dan pengendalian demam berdarah di Kota Denpasar," ucapnya dengan tulus. Apresiasi itu bukan hanya kata-kata. Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar memberikan bingkisan sembako kepada 442 Jumantik, koordinator Jumantik, dan petugas fogging. Sebuah hadiah sederhana di tengah perjuangan yang luar biasa. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. AA Ayu Agung Chandrawati menjelaskan bahwa bingkisan ini adalah bentuk penghargaan atas peran serta para Jumantik dalam upaya pencegahan dan pengendalian DBD. "Diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja Petugas Jumantik, Koordinator Jumantik, dan Petugas fogging," ujarnya. Sembari menerima bingkisan sederhana itu, raut wajah para Jumantik terlihat bahagia. Bukan karena mewahnya, melainkan karena merasa dihargai. Sebuah pengakuan atas kerja keras yang selama ini mereka lakukan. Perjuangan para Jumantik belum usai. Dinas Kesehatan Kota Denpasar terus menggalakkan berbagai upaya, mulai dari sosialisasi, pemantauan jentik, lomba PSN, hingga fogging. Harapan besar tersemat di pundak para Jumantik: Denpasar bebas DBD. Di balik gemerlapnya Denpasar, terukir kisah perjuangan para Jumantik. Mereka bukan hanya pemburu jentik, melainkan juga pahlawan-pahlawan kecil yang menghadirkan senyum sehat di wajah warga Kota Dewata. (fathur)
Baca juga:
Saatnya ‘Ngrombo’ Atasi Pelik Sampah di Bali