Podiumnews.com / Kolom / Opini

Tantangan Regenerasi dan Profesionalisme Pers di Bali

Oleh Podiumnews • 31 Maret 2025 • 18:53:00 WITA

Tantangan Regenerasi dan Profesionalisme Pers di Bali
I Dewa Gede Fathur Try Githa (Foto: Dok Pribadi)

DUNIA pers di Bali, seperti di daerah lain di Indonesia, menghadapi tantangan kompleks di era digital.

Di tengah arus informasi yang deras, profesionalisme dan kualitas jurnalisme menjadi semakin penting.

Namun, ada beberapa isu krusial yang perlu mendapat perhatian serius, terutama terkait registrasi wartawan dan regenerasi.

Salah satu isu utama adalah masih rendahnya tingkat registrasi wartawan di Bali.

Padahal, registrasi dan sertifikasi kompetensi wartawan adalah langkah penting untuk memastikan profesionalisme dan kredibilitas jurnalis.

Dewan Pers, sebagai lembaga yang berwenang, telah mengeluarkan berbagai regulasi dan standar kompetensi wartawan. Namun, implementasinya di lapangan masih perlu ditingkatkan.

Data dari Dewan Pers menunjukkan bahwa tingkat registrasi wartawan di Bali masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari Indeks Kemerdekaan Pers(IKP) tahun 2024.

Walaupun termasuk dalam kategori "Cukup bebas" indeks kemerdekaan pers Bali mengalami penurunan.

Pada tahun 2024 di Provinsi Bali, yaitu, Indeks Kemerdekaan Pers Tahun 2024 Provinsi Bali mengalami penurunan nilai cukup tajam dari 82,58 di Tahun 2023 menjadi 79,42 di Tahun 2024 ini.

Penurunan nilai ini berdampak pada penurunan kategori dari “Bebas” menjadikategori “Cukup Bebas”, ada beberapa indikator yang relatif lemah yang perlu segera diperbaiki.

Sumber data ini diambil dari website dewan pers, yang dapat di lihat pada halaman ini. [2024 - Index Kemerdekaan Pers]

Selain itu, regenerasi wartawan juga menjadi tantangan. Dunia pers di Bali masih didominasi oleh wartawan senior, sementara minat generasi muda untuk terjun ke dunia jurnalisme masih rendah.

Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab adalah:

  1. Kondisi kerja yang kurang menarik.
  2. Upah yang relatif rendah.
  3. Persaingan dengan platform media sosial.

Kurangnya minat generasi muda pada profesi wartawan berpotensi menimbulkan kekosongan dalam regenerasi wartawan. Ini dapat berdampak negatif pada kualitas jurnalisme di Bali dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada upaya bersama dari berbagai pihak. Perusahaan media perlu memberikan kondisi kerja dan upah yang lebih baik bagi wartawan muda.

Organisasi jurnalisme perlu aktif melakukan pelatihan dan pendampingan bagi wartawan muda.

Pemerintah dan lembaga terkait perlu mendukung upaya peningkatan profesionalisme dan kompetensi wartawan.

Dengan demikian, dunia pers di Bali dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. 

Oleh: I Dewa Gede Fathur Try Githa SPd (Pekerja Media)