Search

Home / Sorot / Hukum

Konflik Timur Jauh Menjangkiti Bali

Editor   |    04 April 2025    |   04:22:00 WITA

Konflik Timur Jauh Menjangkiti Bali
Ilustrasi: Konflik turis asing dengan warga lokal Bali. (podiumnews)

"Di Pulau Dewata, mimpi keamanan bersemi, namun jejak asing menodai pasir putih. Harapan yang rapuh berubah menjadi onar, merusak harmoni surga Bali."

Pulau Dewata, saksi bisu riak-riak pergolakan dunia, kembali menanggung luka. Dulu, bisikan perang Vietnam menyelinap di antara desiran ombak, meresahkan jantung pariwisata. Lalu, dentum Perang Teluk menggetarkan pasir putih, meninggalkan luka dalam pada industri yang rapuh. Tragedi 9/11, dengan awan kelamnya, menebar ketakutan dan ketidakpastian.

Kini datang dari kawasan Timur Jauh, konflik Ukraina-Rusia mengirimkan gelombang migrasi, membawa serta mimpi-mimpi asing yang terkadang berbenturan dengan realitas lokal.

Debur ombak Canggu tak lagi melagukan kedamaian, tetapi bisikan-bisikan asing tentang perang dan harapan yang rapuh. Wajah-wajah pucat memadati kafe tepi pantai, membawa serta sisa-sisa amarah dan mimpi-mimpi baru. Namun, mimpi-mimpi itu tidak selalu selaras dengan realitas Bali.

"Kami datang ke sini untuk mencari kedamaian, tempat untuk membangun kembali hidup kami," ujar Svetlana, seorang wanita Ukraina di Ubud, suaranya bergetar menahan emosi. Namun, kedamaian itu terancam oleh serangkaian masalah yang mencuat.

Aktivitas bisnis ilegal, pelanggaran visa, dan kasus-kasus kriminal, seperti penipuan daring, perampokan antar warga negara asing, serta pengungkapan pabrik narkoba skala besar di Canggu, telah meresahkan masyarakat Bali. "Ini bukan hanya masalah narkoba," kata seorang tokoh masyarakat, "ini tentang rasa aman kami yang terancam."

Gesekan budaya dan sikap tidak hormat terhadap adat istiadat setempat memperburuk situasi. "Kami menyambut mereka dengan tangan terbuka," keluh Pak Made, pemilik warung di Kuta, "tetapi mereka membalasnya dengan perilaku yang merusak." Bahkan pelanggaran lalu lintas oleh para pendatang tersebut menjadi sebuah masalah yang tak terhindarkan.

"Konflik Timur Jauh" telah "menjangkiti" Bali, membawa serta riak-riak ketegangan yang mengancam harmoni Pulau Dewata. Mampukah Bali menjaga keseimbangan antara keramahan dan ketegasan, antara surga dan neraka? Waktu, dan tindakan tegas dari para penguasa, akan menentukan nasib Bali di masa depan. (isu/suteja)


Baca juga: Harta Tak Wajar Pejabat Melukai Rasa Keadilan