DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Kekhawatiran bahwa program penanganan sampah berbasis sumber hanya akan menjadi diskusi teoritis di balik meja rapat mendorong desakan untuk segera melakukan aksi nyata di lapangan. Usulan ini mengemuka dalam rapat pematangan peta jalan pengelolaan sampah yang diselenggarakan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, Senin (19/5/2025). Dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan dari DLHK Denpasar dan Badung serta Kementerian Lingkungan Hidup, Koordinator Kelompok Kerja Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Luh Riniti Rahayu, secara tegas menyuarakan pentingnya implementasi segera di tengah masyarakat. Menanggapi berbagai pembahasan mengenai strategi dan tantangan pengelolaan sampah berbasis sumber, Luh Riniti Rahayu menekankan bahwa sosialisasi dan edukasi yang masif kepada masyarakat tidak akan efektif tanpa adanya aksi nyata di lapangan. Ia khawatir, tanpa implementasi yang konkret, program yang telah dirancang dengan berbagai regulasi seperti Perda, Pergub, dan Surat Edaran hanya akan menjadi dokumen tanpa dampak signifikan. "Yang kita optimalkan saat ini adalah penanganan di hulu, dengan mengubah mindset masyarakat. Sudah ada Perda, Pergub, dan SE. Kita edukasi masyarakat secara masif," ujarnya. Namun, ia menambahkan dengan nada mendesak, agar program penanganan sampah berbasis sumber tidak hanya menjadi bahan diskusi di atas meja, ia mengusulkan agar agenda turun ke lapangan—yang semula dijadwalkan mulai awal bulan Juni—dimajukan ke pekan terakhir bulan Mei." Usulan Luh Riniti Rahayu ini disambut perhatian serius oleh Kepala DKLH Bali, I Made Rentin, dan para peserta rapat lainnya. Langkah ini dipandang krusial untuk mempercepat pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah dari sumbernya. Dengan terjun langsung ke lapangan, diharapkan akan terbangun dialog yang lebih efektif, identifikasi kendala riil, serta demonstrasi praktik pengelolaan sampah yang benar. Percepatan agenda turun ke lapangan ini diharapkan menjadi momentum penting untuk menggeser fokus dari sekadar perencanaan menuju implementasi yang nyata. Dengan demikian, upaya Pemprov Bali dalam menuntaskan masalah sampah melalui program pengelolaan berbasis sumber tidak hanya menjadi wacana di ruang rapat, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan lingkungan Pulau Dewata. (fathur/suteja)
Baca juga :
• RPJMD Tabanan: Fokus Transformasi dan Ketahanan Pangan
• Bukan Sekadar Urutan, Keprotokolan Cerminkan Wibawa Badung
• Bali-Yunnan Kembangkan Padi Organik dan Agrowisata