Podiumnews.com / Kolom / Opini

Orang Bali Takut Marah?

Oleh Podiumnews • 28 Mei 2025 • 19:45:00 WITA

Orang Bali Takut Marah?
I Dewa Gede Fathur Try Githa, S.Pd (Foto: Dok/Pribadi)

ASAP rokok naik perlahan di ujung senja. Seperti amarah orang Bali tidak meledak, tapi menyusup pelan, diam-diam memenuhi ruang batin.

Kadang terasa getir di dada, tapi lebih sering hanya dibuang dalam embusan panjang yang tak pernah terdengar sebagai kata.

Kita, orang Bali, diajarkan untuk tidak marah. Atau lebih tepatnya: tidak menunjukkan marah. Kita tumbuh dalam tatanan yang memuja harmoni bukan sebagai cita-cita, tapi sebagai harga diri. Malu pada konflik.

Sungkan pada perubahan. Maka kemarahan pun dibungkus halus, seperti tembakau dalam selinting rokok: dibakar pelan, dihisap dalam-dalam, lalu dibuang ke udara, seolah tak pernah ada.

Padahal marah itu manusiawi. Yang tidak manusiawi adalah ketika rakyat diminta diam demi menjaga citra damai yang palsu.

Ketika tanah warisan leluhur dijual di belakang pura, ketika penguasa bergincu budaya sambil menekan suara warga, ketika suara-suara kritis dianggap cemar karena tak sesuai etika adat maka apa bedanya harmoni dengan represi?

Orang Bali bukan tidak marah. Mereka hanya terlalu tahu diri, terlalu takut dianggap tidak santun. Tapi kesantunan yang melumpuhkan bukanlah kebajikan, melainkan jebakan. Ketika semua harus serba ngayah, siapa yang berani berkata tidak?

Kini, saat Bali dibentuk bukan oleh petani dan nelayan, tapi oleh kalender investor dan algoritma pariwisata, kita perlu bertanya  siapa sebenarnya yang menikmati diam ini? Dan untuk siapa kesunyian ini dijaga?

Barangkali, sudah saatnya kita tak hanya menghisap rokok sambil mengeluh pelan. Sudah waktunya menghembuskan amarah itu, jujur, terbuka.

Bukan untuk membakar, tapi untuk menyala. Karena dalam rokok yang terakhir, sering kali tersimpan keberanian yang selama ini kita sembunyikan.

Karena rakyat yang tidak berani marah, perlahan akan lupa cara berharap. 

Oleh: I Dewa Gede Fathur Try Githa, S.Pd/ Anggota DPD KNPI Provinsi Bali